Lihat ke Halaman Asli

suryaning bawono

Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Cahaya di Tengah Kegelapan

Diperbarui: 1 Desember 2024   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dibuat oleh Penulis

Di sebuah dunia yang dipenuhi dengan keajaiban dan misteri, ada sebuah kerajaan bernamIa Auroria. Kerajaan ini terkenal dengan keindahan alamnya, hutan-hutannya yang lebat, danau-danau yang jernih, serta padang rumput yang luas. Namun, keindahan ini mulai pudar ketika kegelapan dari hutan terlarang, Tenebris, mulai merayap ke seluruh penjuru kerajaan. Makhluk-makhluk gelap mulai menguasai hutan, menyebarkan ketakutan dan kehancuran.

Di tengah kekacauan ini, hiduplah seorang gadis muda bernama Lyra. Lyra adalah anak dari seorang pembuat lentera terkenal di Auroria. Ayahnya, dikenal sebagai Master Lanter, selalu mengajarkan Lyra tentang seni membuat lentera yang dapat membawa cahaya ke tempat yang paling gelap sekalipun. Sejak kecil, Lyra memiliki bakat alami dalam membuat lentera dan selalu membantu ayahnya di bengkel kecil mereka.

Suatu malam, ketika Lyra sedang membuat lentera di bawah cahaya bintang, ia mendengar suara-suara aneh dari hutan. Dengan hati-hati, ia melangkah keluar dari bengkel dan mengikuti suara-suara tersebut hingga tiba di tepi hutan Tenebris. Di sana, ia bertemu dengan seekor kelinci kecil yang terluka dan tersesat.

Lyra berlutut dan mengangkat kelinci itu dengan lembut. "Jangan khawatir, aku akan membantumu," bisiknya. Dengan keahliannya, Lyra membuat lentera kecil yang memancarkan cahaya hangat dan menenangkan. Ia menyalakan lentera itu dan mengikatnya di leher kelinci, memberikan cahaya pelindung bagi hewan kecil itu.

Tiba-tiba, seekor burung elang besar terbang melintas dan mendarat di depan Lyra. Burung itu adalah Aelion, penjaga hutan Tenebris yang legendaris. Aelion menatap Lyra dengan mata yang tajam namun bijaksana. "Anak muda, kau memiliki hati yang tulus dan keberanian yang langka. Hanya dengan cahaya dari lentera yang kau buat, kau telah menenangkan kegelapan yang ada di sini."

Lyra terkejut namun merasa terhormat. "Aku hanya ingin membantu," katanya dengan rendah hati.

Aelion mengepakkan sayapnya dengan anggun. "Kerajaan ini sedang dalam bahaya besar. Kegelapan dari hutan Tenebris semakin kuat, dan hanya dengan cahaya dari lentera ajaib yang bisa menyelamatkan kita. Hanya seorang dengan hati yang murni dan keberanian besar yang bisa membuat lentera tersebut."

Lyra merasa dadanya berdebar. "Apa yang harus kulakukan?"

Aelion menjelaskan bahwa lentera ajaib itu membutuhkan api dari bintang yang paling terang di langit malam, yang dikenal sebagai Stella Lucentis. Lyra harus melakukan perjalanan ke puncak Gunung Lux, tempat di mana Stella Lucentis memancarkan cahayanya yang terang. Perjalanan ini penuh dengan bahaya, namun Lyra tahu bahwa ia harus melakukannya demi menyelamatkan Auroria.

Dengan tekad yang kuat, Lyra mempersiapkan dirinya untuk perjalanan panjang. Ia membawa perlengkapan yang diperlukan, termasuk lentera khusus yang belum jadi. Ayahnya memberinya pelukan hangat dan kata-kata penyemangat. "Ingat, cahaya terbesar datang dari dalam dirimu," kata ayahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline