Lihat ke Halaman Asli

suryaning bawono

Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Kebencian yang Berakhir Cinta: Kisah Alya dan Raka dalam Pertarungan Hati

Diperbarui: 26 November 2024   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kisah Cinta, Sumber : Pojokjakarta.com

 Cinta sejati tidak mengenal kebencian, tapi tumbuh dari kesabaran dan kepercayaan yang dibangun bersama 

Alya adalah seorang desainer grafis yang berbakat. Dengan ketekunan dan kreativitasnya, ia telah membantu banyak perusahaan meningkatkan citra merek mereka. Di balik penampilannya yang tenang dan raut wajah serius, Alya sebenarnya menyimpan banyak ide cemerlang yang selalu berhasil mencuri perhatian klien. Namun, di tempat kerjanya saat ini, ada satu hal yang selalu membuatnya kesal---Raka.

Raka adalah seorang pengusaha muda yang ambisius. Dia baru saja bergabung dengan perusahaan sebagai bagian dari tim manajemen. Dengan latar belakang pendidikan di luar negeri dan pengalaman kerja di beberapa perusahaan besar, Raka datang dengan segudang ide-ide inovatif. Sikapnya yang percaya diri dan cenderung dominan sering kali membuat rekan kerjanya terintimidasi, terutama Alya.

Alya dan Raka bekerja di perusahaan yang sama, tetapi mereka tidak pernah akur. Setiap kali ada rapat atau diskusi proyek, selalu saja ada perbedaan pendapat yang memicu perdebatan sengit. Bagi Alya, Raka terlalu arogan dan tidak menghargai ide-ide orang lain. Sementara itu, bagi Raka, Alya terlalu kaku dan tidak terbuka terhadap perubahan.

Konflik Awal

Suatu hari, atasan mereka mengumumkan bahwa perusahaan telah mendapatkan proyek besar dari klien terkenal. Proyek ini akan menjadi proyek terbesar yang pernah ditangani perusahaan, dan atasan mereka memutuskan bahwa Alya dan Raka harus bekerja sama sebagai tim untuk mengerjakannya.

"Ini tidak mungkin," gumam Alya kepada dirinya sendiri saat mendengar pengumuman itu. "Bagaimana mungkin aku harus bekerja dengan orang seperti dia?"

"Apa masalahnya, Alya? Takut aku akan mencuri semua perhatianmu?" sindir Raka dengan senyum sinis saat mereka bertemu di ruang rapat.

"Aku hanya takut kita tidak akan bisa menyelesaikan proyek ini karena kamu terlalu sibuk menunjukkan siapa yang lebih hebat," balas Alya dengan tajam.

Dengan terpaksa, mereka mulai bekerja bersama. Sejak awal, ketegangan terasa di setiap pertemuan mereka. Setiap ide yang diajukan oleh Alya selalu dikritik oleh Raka, dan setiap rencana yang diusulkan oleh Raka selalu ditentang oleh Alya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline