Lihat ke Halaman Asli

Kelekatan Balita Pada Orang Tua Kandung dan Tetangga

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan anak tidak lepas dari peran penting orang tua, yang mana orang tua bertanggung jawab dalam segala hal terutama mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Perkembangan anak harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua, sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang.

Selama proses mengasuh dan mendidik anak ini, muncullah suatu kelekatan antara orang tua dan anak. Berbicara tentang pengasuhan dan hubungannya dengan kelekatan antara anak dengan orang tuanya, tidak semua orang tua menerapkan pola pengasuhan yang sama terhadap anak-anak mereka. Hal ini menimbulkan pola kelekatan yang berbeda pula di antara mereka.

Kelekatan menurut Papalia, Olds, & Feldman (2009) adalah suatu ikatan timbale balik yang bertahan antara dua orang, terutama bayi dan pengasuh, yang masing-masing berkontribusi kepada kualitas hubungan.dalam pembentukan kelekatan orang tua diharuskan mampu untuk menimbulkan rasa kepercayaan pada anak sejak balita. Model kerja balita tentang kelekatan berhubungan dengan konsep basic trust Erikson, di mana Erikson memandang trust sebagai suatu kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan balita dengan dunia sekitarnya, yang mana yang dimaksud di sini adalah terpenuhinya kebutuhan bayi dari orang tuanya, sehingga terbentuk rasa aman pada diri anak saat berada bersama dengan orang tuanya.

Menghabiskan waktu bersama dengan anak merupakan prasyarat dalam kelekatan. Namun pada kenyataannya saat ini, tidak hanya laki-laki atau seorang ayah yang bekerja untuk mencari nafkah, peluang kerja untuk wanitapun semakin banyak. Didukung lagi kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, menjadi alasan sebagian besar wanita memilih untuk turut bekerja, sehingga konsekuensi dari ibu yang bekerja adalah adanya perubahan kehidupan keluarga. Fenomena seperti ini membuat munculnya kecenderungan orang tua, khususnya ibu, melepas tanggung jawab pengasuhan. Hal ini tentu mengurangi besarnya peran ibu terhadap perkembangan anak yang akan mempengaruhi kualitas perkembangan anak. Terutama bagi balita yang sangat besar ketergantungannya kepada ibu.

Situasi yang mengharuskan orang tua bekerja, ketika mereka meninggalkan rumah, maka tanggung jawab mengasuh dan mendidik anak secara tidak langsung berpindang kepada orang tua pengganti. Peran orang tua pengganti ini dapat diserahkan kepada keluarga terdekat seperti kakek-nenek, baby sitter, Tempat Penitipan Anak, ataupun ke siapapun yang dapat dipercaya oleh orang tua untuk mengasuh anak-anak mereka.

Orang tua yang bekerja harus pintar-pintar dalam memilih pengasuh atau orang tua pengganti untuk mengasuh anak mereka selama mereka bekerja. Tetangga merupakan salah satu alternative yang dapat dijadikan pilihan oleh orang tua sebagai orang tua pengganti bagi anak mereka. Tetangga merupakan orang yang paling dekat dengan kita, dan bisa dijadikan bagian dari keluarga kita. Oleh sebab itu, orang tua dapat memercayakan pengasuhan anaknya selama mereka bekerja kepada tetangga, sebab tetangga merupakan orang terdekat, di mana sehari-hari selalu bertemu, sehingga sedikit banyak dapat diketahui seperti apa watak tetangga tersebut, dan layak atau tidak tanggung jawab pengasuhan diserahkan kepadanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline