Lihat ke Halaman Asli

Pernikahan Siri

Diperbarui: 19 Desember 2024   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pernikahan siri..kira-kira apa yang ada dalam benak pembaca? Yang penting sah dulu? Di mana kalimat tersebut memiliki 2 makna, yang pertama adalah pernikahan yang sekedar sah untuk menghindari yang namanya 'hidup bersama' atau memang pernikahan siri yang bertujuan untuk menaikkan status di kemudian hari? 

Ada sebuah kasus di mana sepasang anak muda yang ingin melaksanakan pernikahan siri dengan tujuan dapat menaikkan status pernikahan siri tersebut menjadi sebuah pernikahan yang disahkan secara hukum negara, tetapi ternyata niatan tersebut terjegal oleh kondisi ego masing-masing dari pasangan muda tersebut.

Alih-alih melaksanakan pernikahan agar terhindar dari tuduhan 'hidup bersama', ternyata berakhir dengan penyesalan yang timbul di kemudian hari.

Pasangan tersebut terjegal oleh kasus lama yang menjadi persyaratan utama sebagai langkah berikutnya..yaitu surat resmi perceraian atau akta cerai dari pihak istri belum sampai di tangan pasangan muda tersebut. Walhasil, pernikahan yang semula dianggap sebagai jembatan yang dapat menjembatani kenaikan status dari pernikahan mereka, menjadi terhalang. Apesnya lagi, pernikahan siri mereka yang sudah berjalan hampir beberapa bulan tersebut, terdapat intrik-intrik yang berasal dari mantan suami si perempuan yang tidak mau menyelesaikan pengukuhan untuk perceraiannya. 

Melihat kasus tersebut di atas, sebagai orang awam yang (maaf tidak menyetujui pernikahan siri dengan alasan apapun) saya mempunyai tips mengenai pernikahan siri.

a. Menandaskan dengan amat sangat tegas untuk melihat surat atau akta cerai dari masing-masing calon memperlaki (jika mereka atau salah satu dari mereka sudah pernah menikah). 

b. Jika belum pernah menikah, kita tegaskan dengan apa keuntungan dan kerugian dari sebuah pernikahan siri kepada calon mempelai.

c. Yang ketiga adalah campur tangan dari orang yang dalam hal ini bertugas sebagai konsultan bagi calon kedua mempelai (yang bertanggung jawab atas terjadinya pernikahan) untuk benar-benar memberikan sebuah pandangan mengenai apa dan bagaimana liku-liku dari pernikahan siri yang akan dihadapi.

By the way, terus terang bagi saya pernikahan siri tidak membawa hasil yang maksimal dalam berumah tangga. 

Mengingat pernikahan melibatkan keluarga dari kedua belah pihak, sebagai pasangan yang akan menikah juga sebaiknya tidak egois dan memikirkan diri sendiri. Memang pernikahan merupakan event atau acara pribadi calon mempelai, tetapi restu dari keluarga juga berperan penting dalam sebuah pernikahan. Jika kita memiliki sebuah prinsip bahwa pernikahan merupakan jalan yang indah bagi sebuah perjalanan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline