Lihat ke Halaman Asli

Ninin Rahayu Sari

https://nininmenulis.com

Adhitya Putra Lanae, yang Muda yang Peduli Perubahan Iklim

Diperbarui: 10 September 2023   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dok. Adhitya Putra Lanae

Tingkat polusi Jakarta yang tinggi pada Selasa (29/8) lalu tidak menyurutkan langkahku untuk bertemu sosok inspiratif yang satu ini. Dengan menggunakan transportasi publik sampailah di salah satu kantor pusat partai terbesar di Indonesia, dan kebetulan ia sedang memberikan pelatihan di sana.

Sosok berjas abu-abu bercelana hitam di depan pintu utama langsung mudah dikenali karena bak seorang model. Tidak mengherankan mengingat ia pernah mengikuti ajang pemilihan model di salah satu majalah remaja Ibukota. Dia ialah Adhitya Putra Lanae, salah satu penerima SATU Indonesia Award (SIA) 2021 di bidang lingkungan. Melalui Climate Institute yang didirikannya bersama ke-empat rekan lainnya, Adhit, demikian ia disapa, menebar kepedulian pada perubahan iklim.

Melalui perbincangan ringan meluncurlah cerita bagaimana awal ketertarikan hingga akhirnya ia membentuk Climate Institute dan menebarkan kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan. "Saya memiliki ketertarikan besar dengan isu yang sedang dibahas oleh PBB, termasuk masalah perubahan iklim," buka Adhit ramah.

Climate Institute Wadah Edukasi Perubahan Iklim

Foto: Dok. Adhitya Putra Lanae


Bagi pria kelahiran Baubau, Sulawesi Tenggara ini, cara pandang masyarakat Indonesia khususnya di kota besar seperti Jakarta mengusik sisi kepeduliannya. "Di Indonesia naik transportasi publik dianggap hal yang tidak eksklusif. Padahal sebagai masyarakat urban seharusnya kita lebih mengutamakan transportasi publik katimbang kendaraan pribadi yang turut menyumbang polusi," ujarnya.

Bukan hanya masalah penggunaan transportasi, kebiasaan seperti membuang sampah, pemakaian kemasan sekali pakai, penggunaan plastik, dan lain sebagainya yang bagi banyak orang dianggap kecil justru berdampak besar pada perubahan iklim. "Setiap hari kita sudah terlalu nyaman dengan itu semua, untuk itu pentingnya #UbahPerilaku mulai dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan," kata Adhit. Kepeduliannya inilah yang coba ia tularkan khususnya ke kaum muda melalui workshop, seminar, dan aksi nyata melalui program lingkungan yang ia miliki di Climate Institute.

"Semua berawal saat mengikuti salah satu workshop tentang perubahan iklim di Bali. Dari seluruh peserta yang terpilih seluruh Indonesia, lima orang tinggal di Jakarta. Selesai workshop kelima orang ini berkumpul kembali dan timbul inisiatif untuk membentuk komunitas edukasi yang konsen dengan perubahan iklim. Komunitas itu kami beri nama, Indonesian Youth Team for Climate Change (IYTCC)," cerita Adhit yang mengangkat tema masyarakat adat dan hutan ke dalam tulisannya yang akhirnya mengantarnya terpilih menjadi salah satu peserta workshop.

Baru pada 2017, setelah mendapat dukungan pendanaan dari Friedrich Naumann Foundation (FNF), NGO asal Jerman, komunitas Indonesian Youth Team for Climate Change (IYTCC) pun dilegalkan dan diberi nama Climate Institute.

Menyasar ke generasi muda dan masyarakat setempat, Climate Institute memiliki banyak program edukasi tentang perubahan iklim dan lingkungan melalui pengadaan seminar, workshop, penanaman pohon bersama, membersihkan sampah plastik, hingga bagaimana proses daur ulang yang dapat memberikan nilai ekonomis. "Di Climate Institute, kami ingin memberikan pengalaman dan kewaspadaan lingkungan, serta memberikan solusi bagaimana cara menanggapi kerusakan lingkungan secara kreatif dan memberikan nilai ekonomis bagi banyak orang," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline