Lihat ke Halaman Asli

Ninin Rahayu Sari

https://nininmenulis.com

Fenomena Milenial dan Gen Z dalam Mencari Properti

Diperbarui: 31 Agustus 2021   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuka Potensi Next-Gen Property Buyer (Foto: Dok.Pribadi)

Banyak yang mengatakan generasi Milenial dan Gen Z merupakan kelompok usia yang dinilai masih kesulitan memiliki hunian sendiri. Faktor kesenangan jangka pendek dan masih banyaknya stigma akan prioritas yang lebih penting menjadi alasan dua generasi ini kesulitan memiliki rumah sendiri. Padahal memiliki hunian sendiri masih menjadi prioritas utama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Perubahan demografis membuat generasi milenial dan gen Z bersiap menjadi pembeli properti berikutnya. Untuk menggaet pasar Milenial dan Gen Z inilah, pada Selasa (31/8), Lamudi.co.id mengadakan diskusi developer 'Membuka Potensi Next-Gen Property Buyer' melalui aplikasi Zoom.

Dalam diskusi yang diadakan selama 2 jam, pukul 10.00-12.00 WIB itu dihadiri oleh CEO Lamudi.co.id Mart Polman, VP Corporate Sales Lamudi.co.id Michael Ignetius Kauw, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES, juga Marketing & Sales Division Head Alam Sutera Wikhen Rusli.


"Melihat tren mengenai properti saat ini, sangat terlihat bahwa kepemilikan rumah atau properti adalah bentuk lain pencapaian yang membanggakan bagi generasi milenial. Bukan hal yang mudah untuk dicapai orang-orang seumurannya dan ini bentuk pembuktian diri atau self actualization," ujar VP Corporate Sales Lamudi.co.id Michael Ignetius Kauw.

Berdasarkan Riset Tren Pasar Properti semester I-2021 perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti (PropTech), Lamudi.co.id, dalam lima tahun terakhir demografis pencari properti usia 25-45 meningkat dan dipimpin oleh mereka yang ada di umur 25-34 sebagai kelompok pencari properti yang terbanyak. Kelompok demografi ini mengalami kenaikan 781% sejak 2016 dan hingga semester I-2021, dan menjadi 30% dari pengguna platform baik melalui smartphone, desktop, ataupun perangkat lainnya.

Arief Sabaruddin dalam diskusi developer 'Membuka Potensi Next-Gen Property Buyer' (Foto: Dok.Pribadi)

Sementara pembeli berusia 18-24 tahun berada diperingkat kedua berlomba ketat di 26,7%. Kemudian grup usia 35-44 tahun di 20,6%. Riset tersebut menyebutkan kelompok usia 18-24 tahun adalah mereka yang dalam tahap scouting, belum memiliki kekuatan ekonomi namun telah bercita-cita untuk memiliki rumah sendiri. Sedangkan kelompok usia 25-34 tahun mayoritas telah mencapai stabilitas finansial dan baru membina rumah tangga atau mulai berkeluarga. Pasalnya, hunian menjadi kebutuhan yang krusial bagi grup keluarga baru ini. Sementara pencari ketiga terbanyak berasal dari kelompok usia 35-44 tahun yang sebagian besar telah berpengalaman dalam hal jual-beli properti namun terus berusaha mencari investasi yang lebih baik lagi.

Sebelumnya, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Arief Sabaruddin mengatakan pada dasarnya tidak sulit bagi kalangan milenial untuk mendapatkan rumah. "Paling penting adalah adanya kemauan terlebih dahulu, sebab pemerintah sudah memberikan fasilitas khusus agar generasi ini bisa membiayai kepemilikan rumahnya. Sampai sekarang program rumah subsidi masih ada," kata Arief.

PUPR mencatat 617.425 unit tapak subsidi sudah terjual. Dari 109.253 ribu pendaftar rumah subsidi 32,68 persennya adalah mereka yang berada di umur 26-30 tahun diikuti oleh umur 19-25 tahun di 24,93 persen.

Anggaran yang disiapkan generasi milenial dan Gen Z dalam membeli properti menurut data Lamudi.co.id (Foto: Dok.Pribadi)

Uniknya, riset Lamudi.co.id menunjukkan bahwa pencarian properti milenial dan gen Z didominasi lewat smartphone dengan hampir 95% menggunakan metode ini. Hal ini menunjukkan kemudahan mendapatkan informasi mengenai properti itu penting terutama dari beragam sumber online, dari riset produk atau unit properti kemudian proses kepemilikannya dan akhirnya riset mengenai financing-nya, oleh karena itu pelaku properti harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline