Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Usai

Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Usai  
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Diintipnya dana di dompet  tinggal sedikit. Untuk belanja  masih kurang. Namun, sebagai pemulung ia berupaya sekuat tenaga  tidak meminta-minta kepada siapa pun. Berupaya dan berpikir bagaimana  membuat cukup setidaknya untuk keperluan harian. Terutama sebagai pembeli susu formula bagi bayinya harus disisihkan. Ia  tahu itu kebutuhan prioritas utama. Bahan pangan biasa diganti  murah meriah. Beras diganti singkong, dicarinya sayur rempesan gratis di pasar induk,  juga telur retak atau kondisi apkir harga terjangkau. Terpaksa begitu! Janda, bukan! Bersuami, tidak!  Satu balita harus ditanggung. Beberapa lama tak mengunjungi sang suami sebab kondisi keuangan.

Suami sedang berada di dalam.  Menjadi orang suruhan membuatnya masuk sel karena sang bos pebisnis barang haram.  Beruntung masa tahanan tinggal beberapa saat. Saat keluar dari bui, tentu suami tanpa sepeser pun uang di tangan. Berpikir keras bagaimana agar bisa beroleh uang secara instan. Menjadi tukang parkir? Oh, tidak mudah karena hampir semua lahan parkir dikuasai para preman. Mengemis? Masih punya malu.  

Duduk termenung di bangku pos persimpangan kereta api  dekat Lavallete, pikirannya menerawang. Dari Lembaga Pemasyarakatan terpaksa  berjalan kaki tanpa biaya transportasi. Teringat si kecil.  Mungkin  sudah besar sekarang. Bagaimana menghidupi keluarga? Murung, pusing, tanpa sepeser pun. Didengarnya alarm pertanda kereta lewat, penutup lintasan turun. Kereta hendak melintas, tetapi berlarilah ia menyeberang. Ia ingin melupakan keluarga dan segudang dukanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline