Sebuah Potret Pertemanan
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Miu, seekor kucing remaja lucu, memiliki beberapa kawan setia. Ada Dogi seekor anjing kampung yang sangat pintar, juga sepasang ayam bernama Blorok dan Blirik. Kedua ayam itu sedang mengerami telur mereka sehingga tidak ikut bersantai bersama-sama.
Selain itu, ada juga si Cici seekor kelinci abu-abu yang lincah. Juga ada dua ekor oter bernama Aping dan Apung. Kedua oter ini sering ikutan gradak-gruduk. Akan tetapi, mereka berdua ini paling senang kalau bermain ke tepian sungai. Maklum, mereka memang hewan air dengan makanan utama ikan-ikan kecil. Para hewan ini bersahabat baik dan sering bermain bersama-sama.
Miu memiliki bulu berwarna kecokelatan dan putih. Matanya berwarna biru sehingga menambah ketampanan kucing remaja itu. Karena usianya masih relatif muda, ia sangat senang bereksplorasi ke sana kemari. Sambil bernyanyi dan menari-nari diikuti oleh kawan-kawan yang lain.
Ketika beberapa hewan itu sedang bercengkerama di sebuah tanah agak lapang, tiba-tiba terlihat seekor elang hendak menukik turun.
"Meoooong ... tolonggg ... tolooong!" seru Miu lantang meminta pertolongan.
Demikian pula si Dogi. Dengan riuh ia menyalak nyaring sehingga beberapa hewan lain pun terheran-heran. Hewan-hewan itu segera menuju sumber suara. Beramai-ramai datanglah beberapa hewan siap menolong Miu dan kawan-kawan.
Ternyata, si Cici kelinci disergap secepat kilat oleh seekor elang dan hendak diterbangkan ke angkasa.
Dengan gesit Dogi berlari untuk menyelamatkan Cici. Ia bisa melompat dan berhasil menggigit kaki si kelinci sehingga kelinci menangis meronta-ronta. Karena bergerak-gerak, terbang elang pun oleng. Ia tidak bisa terbang dengan leluasa. Apalagi bukan hanya kelinci yang dibawa, si Dogi pun terbawa. Berat nian beban elang.
Miu yang mengeong-ngeong pun mengejar di bawah elang yang sedang digelantungi dua hewan sahabatnya. Karena teriakan kucing, hewan-hewan lain pun ikut mengejar.
Ada Bruno, si anjing herder yang cukup galak dan menakutkan. Bruno berlari di bawah elang sambil hendak menggigit kaki Dogi.
Elang kian kebingungan. Banyak sekali hewan yang ikut mengejar sehingga ia menjadi makin grogi. Terbangnya pun kian rendah tidak terarah. Ia sempoyongan. Apalagi tiba-tiba angin kencang datang dari arah berlawanan.