Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi!

Diperbarui: 2 September 2024   05:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi!
Oleh Ninik Sirtufi Rahayu

"Santi, kamu kuliah jam berapa, Dik?" tanya Gagah kepada si adik ipar sebelum berangkat ke kantor.

"Jam sepuluh, Kak!" jawab Santi santai.

"Oke, kamu hati-hati, ya. Jangan keliru jalur angkot. Dihafal dan diingat-ingat dengan baik agar selamat!"

"Baik, Kak!"

Sejak Sinta, kakak kandung Santi, menikah dua tahun lalu, mereka belum dikaruniai momongan.  Sebagai wanita karier, Sinta tampak sangat sibuk. Rupanya Sinta pun belum berkeinginan untuk menjadi seorang ibu. Oleh karena itu, Sinta merasa enjoy dengan kondisinya. Masih asyik dengan pekerjaan kantor yang menyita waktunya.

Sementara, Gagah sang suami yang anak tunggal itu, sebenarnya sangat ingin menimang buah hati. Namun, Sinta masih sering ke luar kota, bahkan ke luar negeri hanya demi kariernya.

Tahun ini Santi, adik kandung Sinta, diterima di perguruan tinggi negeri yang sangat didambakannya. Kebetulan, dia diterima di kampus idaman yang berada di kota, tempat Sinta dan Gagah suaminya tinggal. Maka, untuk  sementara Santi nebeng di rumah kakaknya itu sebelum memperoleh tempat indekos. Rencananya, Santi akan mencari teman terlebih dahulu kemudian mencari tempat indekos tidak jauh dari kampus.

Sudah dua minggu Sinta berada di Singapura menghadiri pameran yang diselenggarakan oleh kantornya. Sinta merupakan tangan kepercayaan big boss yang kebetulan juga sering melanglang buana. Kantor tempat Sinta bekerja bergerak di bidang jasa ekspor furniture. Tidak heran jika mengharuskan Sinta mengawal pameran yang diselenggarakan demi kelangsungan dan kejayaan produk kantornya.

Bukan hanya negara Asean, melainkan juga negara-negara lain yang mengimpor terutama olahan kayu andalan dari Indonesia. Bahkan, hingga Amerika dan Eropa  sudah dirambahnya bersama big boss yang menjadikannya partner kerja.  

Akan halnya Gagah, sosok pria low profile  yang sangat friendly ini terpaksa menyetujui sang istri yang menunda memiliki anak, paling tidak dalam tiga tahun setelah menikah. Sinta masih ingin memuaskan diri bekerja. Setelah  nanti menjadi ibu, bersedia menjadi ibu yang full time dan siap resign dari kantor. Kontrak untuk memiliki anak masih kurang satu tahun lagi! Ya, demi keutuhan rumah tangga, Gagah terpaksa menyetujui syarat tersebut sebab dia memang mencintai Sinta sejak awal masuk SMA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline