Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Jangan, ya, Dik!

Diperbarui: 2 September 2024   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jangan, ya, Dik!

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Minggu pagi yang cerah itu, Andi, Anto, dan Anita sedang ikut kegiatan outdoor di Lapangan Rampal. Kedua orang tua mereka ada acara rapat mendadak di salah satu koperasi yang mereka ikuti. Dengan demikian, ketiga kakak beradik yang terkenal sangat rukun itu diantar sopir pribadi saja.

Sebenarnya, mereka bertiga harus ikut les berenang. Akan tetapi, ternyata kolam renang sedang diperbaiki sehingga aktivitas dialihkan untuk bersepeda santai. Walaupun tidak membawa sepeda sendiri, mereka bisa menyewa karena memang disediakan persewaan sebagai antisipasi untuk mereka yang tidak memiliki atau membawa peralatan tersebut.

Pak Suhud, sopir pribadi yang telah bertahun-tahun ikut dan sudah dianggap sebagai keluarga itu, membantu meminjami uang sewa sehingga ketiga kakak beradik bisa bersepeda santai. Mereka mengelilingi lapangan dengan sangat gembira. Kakak sulung sangat protektif terhadap kedua adik-adiknya. Sungguh, benar-benar seorang kakak yang dapat diandalkan.

Ya, Andi masih berusia sepuluh tahun dan duduk di kelas 4 SD, sementara Anto, si adik masih delapan tahun. Ia duduk di kelas 2 pada SD yang sama. Sedangkan Anita, baru saja berusia 6 tahun dan belum bisa masuk SD karena usia minimal tujuh tahun. Anita masih duduk di TK nol besar.

Ketiga kakak beradik tersebut tumbuh dengan sehat karena kedua orang tua sangat memperhatikan pertumbuhan mereka. Ada seorang ART, kebetulan istri kedua Pak Suhud karena istri pertamanya wafat saat mengandung buah hati mereka. Nyawa ibu dan anak itu keduanya tidak terselamatkan. Konon karena menderita hipertensi dengan tekanan darah terlalu tinggi. Karena itu, Pak Suhud menikahi adik almarhumah istrinya.

Bu Miah, istri Pak Suhud, merupakan sosok yang sangat rajin dan sabar. Melalui jasa kedua suami istri inilah ketiga kakak beradik bertumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan.

"Mas, Anita mau minum itu!" ujar si bungsu sambil menunjuk gelas yang sedang dibawa seseorang.

"Mana, Dik?" tanya si sulung Andi.

"Yang itu, loh! Hemmm, haus banget, Mas!" keluh si adik merengek sambil menunjuk seseorang yang sedang minum sogem alias soda gembira.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline