Senja Berselendang Bianglala
Oleh Ninik Sirtufi Rahayu
Menjelang senja hari itu
rintik berisik masih basahi bumi
Satu satu bak permata jatuh dari surga
terpantul surya sore senyum jelita
Tanpa suara kutatap lazuardi sandyakala
Sepotong selendang bidadari membias indah paripurna
melukisi langit tenggara tampak dari bentala
bianglala pesona setengah lingkar sempurna
seiring dersik bayu sepoi menerpa
anak rambut terurai jua
menggema pula genta gereja tua
menjerit memanggil nurani berserah diri
senja, saat itu kautahu di mana hati ini berada
kini tak lagi ceria menjelma
tanpa berita kauambil paksa sang mahadaya cinta
terbang melesat ke lazuardi biru
tempat yang sungguh aku tak tahu-menahu
senja pada empat warsa sudah muspra
tak lagi kudengar bariton sapa merdunya
semenjak berita duka bersimaharajalela
kini hanya rindu menggebu membuncah di dada
bersama gelombang pasang yang datang tiba-tiba
Malang, 22-11-22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H