Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Gelang Giok (Part 14)

Diperbarui: 15 Juli 2024   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Upaya untuk Bangkit (2) 

Namun, karena Suyud sadar bahwa dia tidak sanggup mengelola sendirian, pada akhirnya pengelolaan seluruhnya diserahkan kepada juragan mudanya itu.

Sayang sekali, Paman dan Bibi yang telah bertahun-tahun membantu mengelola kebun kakao tersebut gegara Pandemi Covid dua tahun lalu, keduanya meninggal pada tahun, bahkan bulan yang sama. Konon gegara terlambat penanganan karena keluarganya tinggal di daerah yang tergolong jauh dari rumah sakit, nyawa kedua orang tua tersebut terenggut dengan begitu cepat.

Suatu siang, ketika juragan muda sedang inspeksi ke kebun, Suyud jatuh pingsan di lahan baru sekitar satu kilometer dari rumah. Seorang pegawai tergopoh-gopoh memberitahukan kondisi Suyud kepada juragan muda.

"Segera telepon ambulans!" seru Nu kepada salah seorang karyawan.

"Segera ambil tandu, bawa pulang ke rumah! Segera!" perintah Nu kepada pegawai yang lain.

Ketika ambulans tiba, Suyud segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Juragan muda dengan sang istri menunggui hingga diperoleh vonis dokter yang mengagetkan. Suyud menderita kanker hati!

Diketahui bahwa hati memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, di antaranya membantu proses pencernaan makanan, mengontrol pembekuan darah, serta membersihkan darah dari racun dan zat berbahaya, seperti alkohol. Jika hati terserang kanker, fungsi-fungsi di atas akan terganggu sehingga racun menumpuk di dalam tubuh. Kanker hati juga akan membuat penderitanya rentan mengalami perdarahan.

Beruntung, Suyud masih berada pada stadium awal sehingga pengobatan masih mungkin dilakukan dengan segera. Oleh karena itu, Nu si juragan muda dengan istrinya berupaya sekuat tenaga untuk mengembalikan semangat hidup Suyud sekaligus merawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Bukan hanya diupayakan pengobatan secara medis, melainkan juga dengan pengobatan alternatif.

"Ito ... Suyud mohon maaf jika merepotkan," lirihnya saat berada di salah satu ruang perawatan.

"Ssstt, tidak ada seorang pun yang mau sakit, Bro! Jika Allah memberikan rasa sakit, itu pertanda Allah sangat mengasihi kita. Akan ada keajaiban yang tidak bisa kita duga sebelumnya kalau kita menerima kehendak-Nya dengan sabar, tawakal, dan ikhlas!" ujar juragan mudanya itu sambil mengelus punggung tangan yang sedang diinfus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline