Berperan sebagai Suami Siaga
"Bumi berangkat tidur, duka berangkat hancur, aku tampung kau dalam pelukan tangan rindu." - W.S. Rendra.
Keluarga besar memberikan izin kepada dr. Krishna untuk melakukan terapi apa pun, yang penting Anye sembuh dan sehat kembali. Sementara kandungan sudah mendekati HPL alias Hari Perkiraan Lahir. Krishna berkonsultasi dengan sahabat yang menangani masalah kehamilan dan diperkirakan dalam dua minggu ke depan ini Anye dipersiapkan bisa melahirkan secara normal. Oleh karenanya, Krishna menginap di rumah Jalu yang ditempati oleh Anye dengan kedua wanita berusia tiga puluhan sebagai asisten rumah tangga dan suster pribadi.
Berperan sebagai suami pengganti lumayan membuat Krishna galau. Antara kasihan, sayang, dan perasaan cinta yang kian tumbuh. Dia tahu bahwa Anye tidak menyadari seratus persen bahwa dirinya bukanlah suami sahnya, melainkan hanya sebagai seorang dokter yang merelakan diri untuk menggantikan peran sang suami. Bukan berarti semua yang menjadi kewajiban suami harus dilaksanakan oleh Krishna sebab dia sendiri masih bujang, lebih tepatnya masih perjaka.
"Kalau masalah pribadi itu bisa membuat Anye nyaman dan sembuh, silakan dilakukan, Dokter. Bagi kami yang penting Anye nyaman dan sembuh!" tutur keluarga pihak Anye.
Sementara kedua orang tua Jalu hanya berpasrah karena sang cucu yang masih belum dilahirkan pun membutuhkan peran ayah. Kehadiran ayah si baby yang bisa menenangkan hati dan jiwa Anye ketika melahirkan nanti.
***
September 1998
"Hujan dan kamu adalah rindu. Kita akan menikmatinya dalam senja-senja beranjak pulang. Dalam rasa sayang yang tak akan pernah hilang. Bahkan, saat hujan telah berhenti." - Boy Candra.
Hujan rinai membasahi bumi pertiwi. Musim sudah waktunya berganti. Namun, sampai sejauh ini keberadaan Jalu masih menjadi misteri. Bahkan Diana yang biasanya bertandang untuk sambang, makin ke sini makin hilang. Tak ada kabar berita. Demikian juga teman-teman Jalu baik yang di senat maupun di fakultas tak ada lagi yang unjuk diri.
Di sisi lain, perut Anye membukit oval sempurna. Anye sudah paham untuk bebersih diri, bahkan selalu meminta suster untuk menyemprotkan parfum melati. Katanya agar segar dan wangi. Baju longgar yang dikenakan pun selalu meminta diganti-ganti.