Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

menulis itu bikin kuat daya ingat

Gelang Giok (Part 5)

Diperbarui: 1 Juli 2024   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Heboh di malam Hari

"Mas Adi! Ajak Pak Suyud sekarang juga ke rumah! Bawa identitas lengkap dan beberapa potong baju kalian. Rencana semingguan ke luar kota, ya! Malam ini kalian menginap di rumah induk bersama kami. Apakah bensin kedua kendaraan, aman? Atau masih harus isi BBM?"

Nu, sang juragan muda segera menginstruksikan kepada kedua sopir pribadi untuk bergegas berkemas-kemas. Selanjutnya segera memberitahukan rencana singkat kepergian mereka kepada sahabat dekatnya yang berada di dinas kepolisian. Dikirimnya voice agar tersimpan gawai. Apa yang didengar Ami, apa yang menjadi rencana kepergiannya, semua dibahas dalam voice tersebut.

Secara sembunyi-sembunyi dimintalah sang teman untuk menyelidiki perkembangan aktivitas Geng Genggong yang telah meresahkan dan merugikan kehidupan keluarganya. Siapa dalang di balik semua itu juga diserahkan pengurusannya.

"Agar kita selamat, baiklah kita berpencar lebih dahulu. Jika aku dan istri ke arah barat atau selatan, biarlah Teruna, Seruni, dan Ami bersama Adi ke arah timur. Siapa di antara kalian yang memiliki keluarga di daerah timur?"

"Saya ada rumah kosong di Glenmore, Tuan. Rumah itu bisa kita tempati untuk beberapa waktu ke depan!" kata Suyud sang sopir pribadi yang setia itu.

"Keluarga saya di Ubud, Tuan. Ada rumah singgah yang bisa free, bahkan bisa kita beli, Tuan. Milik Bibi saya yang menikah dengan bule, tetapi suaminya sudah wafat. Jadi, tinggal Bibi saya yang pasti akan sangat senang jika ditemani. Beberapa kali saya diminta menemaninya, tetapi belum terealisasi," kata Adi.

"Oh, oke. Kalau begitu ... kami berdua dengan Mas Suyud siap ke Gleenmore, sementara Mas Adi, silakan membawa Ami, dan kedua putra kami. Kami titip dulu beberapa waktu sampai kondisi lebih baik. Jika segala sesuatunya sudah memungkinkan, kita akan berkumpul kembali. Bagaimana?"

"Siap. Kami akan menjaga amanah sepenuh hati, Tuan Muda!" tutur Adi takzim.

"Untuk biaya hidup kalian, nanti akan saya transfer. Siapa di antara kalian yang punya nomor rekening?"

"Ami punya Tuan," sahut Adi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline