Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Kisah Selimut Usang

Diperbarui: 26 Juni 2024   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah Selimut Usang
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Pagi ini selimut usang dilipat dengan cukup baik, mendekati sempurna. Namun, karena ada sobekan di sana-sini, tentu saja lipatannya kurang memuaskan majikan pemilik kamar tidur.

"Kamu memang seharusnya sudah pensiun, Mut!" bisik sebuah guling di sebelahnya.

"Iya, aku memang digunakan sejak kakek nenek mereka masih hidup. Kini mereka sudah berpulang cukup lama. Jadi, kondisi tubuhku sudah usang, lapuk, dan rapuh!" jawab selimut bersedih.

"Jangan khawatir. Di tempat lain, kamu pasti masih sangat dibutuhkan. Semoga saja masih ada yang menerima kehadiranmu dengan sukacita, ya!" bisik sebuah bantal di sampingnya.

"Iya, terima kasih, Kawan. Kalian adalah sahabat baikku selama ini. Semoga kalian masih dipertahankan, ya. Kalau aku harus pindah rumah, doakan saja agar aku masih bermanfaat!" sahut selimut lirih.

"Baiklah, kami akan selalu berdoa buatmu. Semoga masih ada yang memanfaatkan kamu sesuai tugas kewajibanmu selama ini!"

"Amin," jawab selimut.

***

"Ti, Surtiiii!" panggil majikan kepada pembantunya.

"Iya, Nyonya! Ada apa?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline