Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Mimpi Masa Muda

Diperbarui: 12 Juni 2024   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mimpi Masa Muda
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

"When you have a dream, you've got to grab it and never let go." -- (Carol Burnett)

(Jika memiliki mimpi, kamu harus meraihnya dan jangan pernah melepaskannya.)

Hari ini seperti biasa aku bertugas mengantar suami ke suatu tempat karena memang akulah yang bisa dan biasa menyopiri kendaraan pribadi pemberian Tuhan ini. Sedan merek Toyota cantik kesayangan yang mengantarku ke mana-mana sejak sedasawarsa silam. Saat parkir di tepi jalan, tepatnya di tepi Hutan Kota Malabar yang begitu teduh, sambil rebahan dengan jok kumundurkan, kudengarkan radio mobil menyiarkan sebuah lagu merdu yang memacu dan memicu memoriku tergugah sempurna.

I Have a Dream

I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If  you see the wonder, of a fairy tale
You can take the future even if you fail
To help me through, reality
And my destination, makes it worth the while
Pushin through the darkness still another mile ....  

Tetiba aku jadi teringat akan mimpi-mimpi yang kumiliki saat masih remaja. Ah, ... mimpi yang ternyata menjadi nyata sehingga aku boleh berada di tempat duduk pengemudi dalam kendaraan yang dianugerahkan-Nya secara fantastis ini.  

***

Sejak kecil aku diasuh dan dibesarkan oleh kakek nenek di desa. Keluarga besarku banyak yang kaya dan memiliki kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Namun, aku sendiri merasa bukan anak orang kaya. Bahkan, kisah masa laluku cenderung kelam. Ah, sudahlah. Aku hanya ingin mengemukakan mimpi-mimpiku.

Jika saudara-saudaraku yang kaya datang, membawa nenek bepergian dan aku ikut, tempat dudukku pasti bukan di dalam mobil, melainkan di bagasi. Sambil memegangi dua buah tongkat untuk menyangga agar pintu bagasi ada celah udara keluar masuk sehingga dua atau tiga anak kecil yang duduk di dalamnya tidak mabuk. Nah, tahukah apa yang ada di dalam hatiku?

Aku ingin memiliki mobil sendiri, bukan sebagai penumpang, bahkan sebagai pengendara alias menjadi sopirnya. Menderita sekali berada di bagasi sempit berdesakan seperti itu! Aku berjanji, kelak tidak akan mengizinkan seseorang berada di dalam ruang bagasi seperti yang pernah kualami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline