HADIR TIDAKNYA KONSONAN H DALAM SUATU KATA
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
A.*ADA H di awal ATAU TIDAK YA?*
Hadang adang
Hajar ajar
Handal andal
Hantar antar
Hembus embus
Hempas empas
Hentak entak
Himbau imbau
Himpit impit
Hingar ingar
Hisap isap
Hutang utang
B. ADA H di akhir ATAU TIDAK, YA?
PERBEDAAN ANTARA ADA ATAU TIDAK ADA KONSONAN H DI AKHIR KATA
1.Aba abah
2.Ala alah
3.Bawa bawah
4.Beda bedah
5.Bela belah
6.Biji bijih
7.Bila bilah
8.Buru buruh
9.Bui buih
10.Cela celah
11.Dara darah
12.Desa desah
13.Duku dukuh
14.Gala galah
15.Guru guruh
16.Jangka jangkah
17.Kala kalah
18.Kelu keluh
19.Lela lelah
20.Muda mudah
21.Mala malah
22.Mara marah
23.Paya payah
24.Para parah
25.Paru paruh
26.Peri perih
27.Renda rendah
28.Sedu seduh
29.Siri sirih
30.Tua tuah
Contoh-contoh dalam kalimat
1.Kudengar aba-aba dari komandan upacara.
2.Sejak Abah wafat, kami seolah kehilangan pelita.
3.Ada beberapa biji sawo yang diperoleh adik untuk permainan itu.
4.Mereka sedang meneliti apakah yang ditemukan itu bijih besi.
5.Kami mencoba memasak ala chef restoran terkenal.
6.Kita mengenal pepatah alah bisa karena biasa, bukan?
7.Meskipun kedua adik kami kembar, mereka tampak beda di mata kami.
8.Ayahnya tahun ini mengambisl spesialis bedah di rumah sakit terkenal.
9.Tuhan menghendaki agar kita hidup tidak bercela. "Siapa mau disebut hidupnya cela?"
10.Beberapa ekor burung sedang beterbangan di celah dahan dan daun.
11.Pesta gala yang dilaksanakan itu mengundang decak kagum para undangan.
12."Ambilkan galah, Dik. Kakak akan mengambil buah mangga itu!" Kakak berteriak sambil melihat-lihat ke atas pohon memastikan beberapa buah ranum yang hendak dijoloknya.
13."Kepada orang yang lebih tua, kita harus menaruh hormat!" pesan Ayah saat kami hendak pergi.
14."Keris itu mengandung tuah, jangan sembarangan memegangnya!" hardiknya.
15.Beberapa orang guru sedang kehujanan di jalan. Salah satu di antaranya takut petir sehingga mendengar guruh pun menyembunyikan diri di balik punggung temannya.
16.Ikan tidak menggunakan paru-paru untuk bernapas, tetapi insang.
17.Paruh burung yang panjang itu menandakan bahwa makanannya ikan atau hewan air.
18.Generasi muda harus memiliki semangat baja, tidak mudah menyerah!
19."Jangan bawa kado itu, nanti rusak!" teriak ibunya.
20."Aku membawa barang yang ada di bawah!" sahutnya nyaring.
21.Tidak berapa lama kami sudah sampai di desa itu. Tetiba kami mendengar desah seseorang yang sedang termenung di teras sebuah rumah bambu.
22."Kala itu kami belum mampu menjadi pemenang. Kami kalah telak!" tulisnya di gawai jadul itu.
23.Semenjak dia ikut pasukan buru sergap, ayahnya yang buruh tani ditinggalkannya seorang diri.
24.Dia menunjuk sepasang burung dara yang bertengger di atap rumah. Akan tetapi, adik bungsunya menangis karena jemari tangan yang mengeluarkan darah.
25. "Siapa yang kita bela? Tentulah kita wajib membela bangsa Indonesia!" teriaknya berapi-api.
26.Orang itu sedang menggergaji, tetapi atasannya mengatakan, "Belah dulu kayu ini, Pak!"
27.Para tamu sudah berdatangan, tetapi kedua mempelai belum muncul di pelaminan.
28.Konon kabarnya orang tua pengantin wanita sedang sakit parah di salah satu rumah sakit.
29.Dia tidak sanggup mengatakan alasannya. Lidahnya kelu. Hanya keluh yang terucap di dalam hatinya.
30.Adiknya menangis tersedu-sedu mendengar kabar duka itu. Sedu sedannya meluruhkan hatiku.
31.Dauh pucuk merah dapat dijadikan minuman atau teh. Caranya gampang sekali, tinggal masukkan beberapa lembar daun dan seduh dengan air panas. Biarkan agak dingin dan minumlah ketika hangat.
32.Mereka sudah nikah siri sejak diketahui si wanita berbadan dua.
33.Neneknya masih suka makan sirih sehingga giginya kuat.
34.Adik senang sekali dibelikan baju dengan renda indah.
35.Di dataran rendah tidak banyak dijumpai tanaman bunga yang memerlukan hawa dingin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI