Kisah Dua Tas Sumbu Lampu
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Dua tas berbahan sumbu lampu berada di sebuah kamar sepi. Kedua tas itu dibuat sebagai hadiah untuk keponakan, tetapi belum sampai ke tangan pemilik.
Mereka saling berhimpitan di rak penyimpanan, berkumpul dengan barang-barang lain, seperti taplak meja dan seprai bersulam. Barang-barang itu adalah hasta karya seorang nenek terampil yang hidup sendiri. Jika taplak meja dan seprai merupakan dagangan, tidak demikian dengan kedua tas itu.
Tas home made itu dibuat dengan penuh kasih sayang dan cinta. Sambil membuat, sang nenek selalu menyenandungkan harapan. Dalam lirik lagunya, dia berharap tas disukai dan diberkati-Nya hingga mengantar pemilik meraih sukses. Dua tas diajak berbicara sambil ditimang lembut.
Berbahan dasar sumbu lampu, dikait, dijahit, kedalamannya dilapisi kain bekas karung tepung terigu, dan diberi retsleting. Dilengkapi tali selempang dari sumbu kompor dibalut kain yang sama. Sungguh, hasil karya yang antik, cantik, unik, dan ramah lingkungan.
Awalnya tas-tas itu tidak dijual, hanya sebagai hadiah spesial buat keponakan yang masih bersekolah hingga kuliah. Bukan hanya itu, masing-masing akan diberi hiasan sulam pita berbeda-beda dan inisial nama calon pemilik. Ada hiasan motif kelinci, bunga mawar, kembang sepatu, dan lain-lain. Keindahan dan keunikan tas itulah yang membuat beberapa orang ikut memesan.
Suatu saat, Tas Kelinci mengeluh kepada Tas Mawar, "Hai, Tas Mawar? Apakah kamu betah berada di tempat ini?"
"Hmm, sejujurnya enggak. Semoga kita segera pergi dari sini, ya!" jujur Tas Mawar sendu.
"Iya, amin. Semoga Tuan kita berhati baik dan memperlakukan dengan manis, ya!" sambut Tas Kelinci.
"Amin," sahut Tas Mawar.
Seminggu setelah itu, datanglah dua gadis. Mereka sangat riang saat memperoleh hadiah istimewa.
"Tas ini kuisi doa dan harapan semoga kalian sukses di masa depan!" Nenek mengulurkan tas.