Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Damar Derana (Part 23)

Diperbarui: 28 Mei 2024   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B


Damar Derana (Part 23)

Akhirnya ....

Malam itu ditemani suami, seorang ginekolog, dan seorang bidan ahli Nadya menunggu kelahiran si baby. Para ahli tersebut menangani kelahiran putri pertama itu dengan gangsar. Tepat tengah malam, putri cantik yang diberi nama Pamela Anggi Susetyarini lahir dengan BB 3,1 kg dan panjang 50 cm.

Baby imut yang sangat cantik itu membuat netra Pambudi dan Nadya langsung berembun. Plasenta sang baby sengaja dibiarkan dan tidak segera dipotong, tetapi dibiarkan hingga seharian di wadah yang sudah disiapkan. Sementara, si baby dilatih dan diajari inisiasi sejak dini. Dibiarkan tergeletak di dada telanjang mama agar belajar mencari puting susu sendiri. Sore hari ketika plasenta itu sudah tidak berdenyut, diupayakan dipotong dengan cara dibakar  sedemikian rupa.

Dikabarkan oleh Pambudi kepada keluarga bahwa Nadya telah melahirkan seorang baby yang sangat jelita. Kedua orang tua Pambudi pun bergegas menuju rumah baru mereka pagi dini hari itu juga. Demikian pula kedua orang tua Nadya. Ketika dikabarkan bahwa Nadya melahirkan,  mereka berdua juga langsung berangkat ke kota tempat Nadya dan Pambudi tinggal.

Tidak kesulitan mereka mencari lokasi yang telah di share lok di gawai. Dengan mudah pula dicari melalui google map. Sopir kedua mobil yang berangkat dari kota berbeda itu diminta saling berkomunikasi dengan Pambudi yang memandu. Dengan demikian risiko tersesat bisa diminimalisasi.

Sesampai di klinik bersalin mungil yang indah itu, kedua orang tua Pambudi dan orang tua Nadya bertemu untuk yang pertama kali. Namun, mereka sudah sangat cocok sebagaimana keluarga dekat. Mereka berempat menyadari kondisi keluarga baru itu sedemikian rupa sehingga berusaha memberikan suasana bahagia kepada pasangan Pambudi dan Nadya.

Tiga hari setelah persalinan, Nadya kembali ke rumah baru mereka. Bik Irah dan satu sopir lelaki yang merangkap sebagai tukang kebun menemani mereka di rumah mewah tersebut sehingga Nadya tidak merasa kesepian. Bik Irah sangat senang karena jasanya tetap digunakan oleh keluarga yang sudah dianggap saudara sendiri itu. Apalagi, kondisi perekonomian Nadya semakin meningkat seiring dengan pernikahan kedua ini.

Pelan-pelan setiap hari Pambudi mengambil dan memboyong barang-barang Nadya dari rumah baru Nadya sehingga rumah itu menjadi kosong. Maksudnya, mereka akan mengontrakkan rumah tersebut agar tetap terawat.

Hari kedua orang tua Nadya berada di rumah itu, tiba-tiba ibu kandung mendekati sambil mengabarkan bahwa Vivi mengandung anak kedua mereka. Usia kandungan sudah memasuki bulan keenam. Konon kabarnya hasil USG janin laki-laki. Sinar mata sang ibunda berbinar-binar saat dikabarkan berita sukacita itu, tetapi Nadya tidak menghiraukan. Baginya kini lebih penting mengurus keluarga kecil yang diupayakan tetap harmonis dan bahagia.

Sang ibu lupa kalau Nadya sedang berusaha keras melupakan kesedihan masa lalu dan menjemput impian masa depan dengan keluarga barunya. Ibu yang tidak peka sehingga meski didiamkan, tetap saja bercerita ngalor ngidul tentang keluarga mantan suami itu. Nadya hanya bisa diam. Sengaja tidak digubris saat sang ibu menggunjing tentang Prasojo, Vivi, juga anak mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline