Damar Derana Part 19
"Sebentar, Nak Sayang ... tunggulah sebentar lagi, ya ... !" kata Vivi sambil tetap melaksanakan tugas sebagai seorang istri piawai dalam membahagiakan suami. Prasojo bangga. Kini Vivi semakin luar biasa. Hal yang tidak pernah dirasakan ketika Prasojo bersama Nadya.
Vivi yang masih sangat belia ini ternyata justru lebih mahir membuatnya knock out. Ada saja yang dilakukan sehingga hal itu selalu membuatnya ketagihan bahkan kecanduan. Vivi tidak pernah mengelak atau menolak kapan pun Prasojo membutuhkan pelayanan yang satu itu. Luar biasa. Inilah yang membuat tidak mampu melepaskan barang sedetik pun! Cinta Prasojo telah terpatri mati.
Prasojo tidak tahu kalau Vivi selalu mencari tahu lewat internet bagaimana teknik menaklukkan hati suami. Ini dilakukannya agar dia tidak disingkirkan seandainya Prasojo hanya menginginkan anak darinya. Vivi tidak mau diceraikan! Karena itu dia giat mengubah diri menjadi istri idaman. Dia juga tidak mau mamanya menyuruh kembali bersekolah dan hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan anak saja. Vivi ingin mempertahankan rumah tangganya. Selain karena sangat mencintai Prasojo, ia juga ingin membuktikan bahwa perbedaan usia bukan halangan untuk menjadi bahagia.
Meskipun bersekolah dan berkuliah tinggi, tidak memperoleh suami setampan, sebaik, dan semapan Prasojo, menurut Vivi percuma saja. Maka, senyampang ia telah dipilih oleh Prasojo untuk menjadi istri, merasa dicintai dengan seluruh jiwa raga, ia akan membalas cinta itu dengan sekuat tenaga.
Orang tua Prasojo juga sangat menyayanginya. Mereka sangat senang memperoleh seorang cucu yang cantik sehingga seluruh keluarga itu mendukung pernikahannya tetap dipertahankan. Menurut mereka, jika Vivi bisa membuat Prasojo bertekuk lutut, pasti Nadya akan mundur secara teratur. Dan itu benar, 'kan?
Sejak Pravitasari hadir, dengan berbagai alasan mamanya itu tidak lagi mau menjenguk. Ini artinya apa? Bukankah mamanya telah mundur? Inilah pula yang membuat Vivi harus tetap bersemangat mempertahankan keharmonisan rumah tangganya.
"Paaa ... !" ujarnya manja.
"Hmmm ... ada apa, Sayang?"
"Papa merasa bahagiakah hidup dengan Vivi?"
"Iya, Sayang. Papa bahagia banget. Papa sudah menjadi seorang ayah bagi putri kita yang secantik mamanya ini, lalu mama pun aduhai pokoknya!" bisik Prasojo sambil memperlakukan sang istri semanis mungkin. Istri yang tampak semakin jelita di netra.
"Aaahhh ... jangan cuma membuat Vivi besar kepala, dong, Pa," rajuk Vivi manja.