Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Bila Belalang Bertapa (part 2)

Diperbarui: 21 Mei 2024   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila Belalang Bertapa (part 2) 

Oleh: Ni Ayu

"Saat menjadi kepompong, aku sengaja berpuasa, tidak memakan apa pun juga. Aku hanya berdoa memohon kepada Allah agar diberi wujud yaag indah, tidak menakutkan dan tidak menjijikkan lagi. Siang malam aku tak henti-hentinya berdoa. Bersyukur, doaku didengar dan dikabulkan-Nya. Selanjutnya, wujudku seperti ini sekarang!" kata Kupu-kupu sambil memamerkan keindahan sayapnya.


"Apa aku juga harus berdoa kepada Allah?"


"Kukira setiap makhluk wajib berdoa kepada Allah, Sahabatku! Perkara permohonan kita didengar atau tidak, itu urusan Allah sendiri!"


"Apa wujudku akan berubah bila aku berdoa?" tanya Belalang.


"Wah, itu aku tidak tahu, Belalang! Karena segala sesuatu di dunia ini hanya Allah yang Mahatahu!"


"Jika aku berpuasa ... apa Allah akan mengabulkan doaku?"


"Allah akan mengabulkan yang lumrah, Sahabatku. Namun,  entahlah, mungkin juga Allah akan memberikan keajaiban kepadamu, Sahabatku!" kata Kupu-kupu, "Ahh hari sudah semakin siang, aku harus berkunjung ke tempat saudaraku. Izin untuk meninggalkanmu, ya Sahabat! Semoga kamu berbahagia!" pamit Kupu-kupu.


Memperhatikan bagaimana Kupu-kupu terbang dengan indahnya, bermanuver pula di atas kepalanya, Belalang merasa sangat iri di dalam hatinya. Tiba-tiba saja dia ingin memiliki sayap yang indah  sebagaimana yang dimiliki Kupu-kupu.


"Baiknya aku akan puasa seperti kepompong supaya memiliki sayap seindah Kupu-kupu!" begitu katanya di dalam hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline