Part 13
Menata Masa Depan
Siang itu Prasojo datang lebih cepat dari biasa. Ketika dilihatnya Nadya sedang berbincang dengan Vivi di ruang tamu, dia datang dengan tersenyum lebar sambil menenteng buah tangan.
"Hei, Ma. Sudah dapat browsing rumahnya?" tanyanya kepada si istri sambil melepaskan dasi.
"Sudah, nanti kita bahas di kamar. Sekarang samperin baby yang sudah kangen papanya tuh!" jawab Nadya ringan sambil tersenyum dan menunjuk Vivi yang sedang tersenyum manja.
Prasojo pun memahami kode dari sang istri, maka langsung dipeluklah Vivi dengan sangat mesra sementara Nadya membawa berbagai buah yang dibawa Prasojo ke belakang. Nadya paham, mereka berdua sedang berada di puncak percintaan, maka diberilah suami isyarat agar memesrai kemenakan itu dengan segera. Prasojo pun mengerti arti sinyal itu.
Dipeluk dan dituntun kekasih hati menuju ke kamar tidur. Prasojo bersegera menuju kamar mandi dalam untuk sejenak bebersih diri. Atas perlakuan yang dipajankan kekasih itu, Vivi tertawa-tawa kecil. Si buah hati di rahim melonjak girang. Seolah menunjukkan betapa berbunga hati menyambut sang ayah yang memanjakan dan memesrai bundanya.
"Iihh, ... Papa. Baru datang dari kantor pun!" pekiknya sambil menggelinjang karena perut gendut digelitik.
"Mmhhh ... Papa kangen banget nih ... tidak bertemu seharian dengan anak Papa, nih! Sudah pintar menendang, kan?" dibimbinglah Vivi ke tepi pembaringan. "Kayaknya ... baby kita cowok, nih, Sayang?"
"Hehe ... terserah sedikasihnya Allah saja, kan Pa?"
"Iya, sih ... hehe. Kita pun terkaget-kaget secepat ini hendak jadi orang tua, kan?"