Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Bukan Atas Kemauannya

Diperbarui: 26 April 2024   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bukan atas Kemauannya

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Hai, aku sangat bangga padamu, diriku! Kamu tahu 'kan? Mengapa? Aku juga paham banget, kok! Karena kamu dan aku adalah satu!

Aku tahu tentang si manis, kucing betina hamil besar yang sering ke rumah kita!

Ia begitu takut dengan suamimu karena sering mengusir dengan sapu teracung. Mungkin, ia trauma dengan perlakuan buruk beberapa manusia terhadapnya.

Jika kupikir-pikir ... apakah atas kemauannya ia berbulu jelek, tidak menarik seperti itu? Ya, Allah telah menciptakannya menjadi makhluk yang sebenarnya lucu, bisa manja, dan menggemaskan. Namun, karena trauma, ia begitu penakut. Beruntung kamu be kind and be care terhadapnya sehingga dalam kelaparan ia masih bisa mengandalkan dirimu. Ia pun selalu datang dan mengeong seolah memintamu untuk memberikan sedikit makanan pengganjal perut laparnya.

Ya, aku tahu. Air matamu selalu menetes kala melihat kucing betina itu. Kamu  selalu menyamakan dengan dirimu sendiri. Masa lalu kelabu yang membuatmu begitu nelangsa. Broken home, broken heart adalah kondisimu sejak balita. Namun, bersyukur kepada-Nya karena atas kemurahan-Nya kamu bisa sembuh dari luka hati. Bahkan, kamu begitu bijak dan be care terhadap makhluk lemah, salah satunya adalah kucing hamil itu. 

Tersenyumlah, diriku! Lihatlah bayang di cermin itu! Kamu yang begitu cantik tetaplah berhati baik dan berbuat bijak terhadap makhluk ciptaan-Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline