Lihat ke Halaman Asli

Ninik Sirtufi Rahayu

belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Puisi: Becermin pada Petaka

Diperbarui: 10 April 2024   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: becermin pada diri sendiri. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

meliuk tertekuk di tengah hujan
menjelang malam tak kenal sesiapa
tiris tipis tak tertepis hingga banjir melanda
sang hujan membadai begitu masa bodo
menerpa siapa saja kapan saja
hangat mentari terusir sejak selumbari
mendung termenung seolah sedang bingung
'kan menyapa surya enggan menyembul muka
seleret kabar melintas sepintas
rasa empati dan simpati terusik jelas
korban gempa mencapai hampir tiga ratus jiwa
begitu tiba-tiba menghentak persada nusantara
seolah Allah sedang murka
petaka dan bencana menghardik insan di bantala
ingatkan akan kesalahan, kekhilafan, dan dosa
jangan jumawa: bukankah kita debu semata
jangan semena-mena atau durhaka
toleh kembali coba lihat tengkuk sendiri
tak perlu gegabah menghakimi
sebab diri sendiri belum tentu punya arti
bahkan mungkin tak tahu diri
sepenggal doa kita panjatkan segera
kiranya Allah berkenan menguatkan mereka
yang sedang terpapar derita malapetaka

Malang, 24 November 2022

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline