Yang namanya makanan jika disantap pada saat kita butuh, rasanya pasti enak.
Apalagi ketika kita benar-benar lapar. Agak sedikit berhayal, sama persis ketika saya ingin menyantap nasi bersama ikan Gurami masak Rica-rica, Tinutuan alias Bubur Manado dengan aroma rempahnya yang khas.
Mungkin juga Sagu Ketti ketika perut ini minta diisi. Sagu khas makanan suku Sangihe, (sagu yang dibakar setelah beberapa saat menjadi keras) pun akan saya sikat. Bagi saya, makanan sangat berkaitan dengan selera. Baru mencium aromanya saja sudah membuat tenggorokan kita tersedak. Apalagi jika makanan tersebut adalah menu favorit kita. Saya paling suka menu sagu dicampur kelapa parut/ cukur yang kata orang Sangihe "Nirange" atau dibakar di wajan. Di zaman dulu hinnga sekarang pun masih ada), sagu memiliki wadah tempat membakar yang namanya "Porno" (Hati-hati, jangan salah mengartikannya!)
Wadah yang namanya Porno ini terbuat dari tanah liat, bentuknya segi empat, memiliki beberapa ruang kecil untuk dimasukkannya sagu tersebut. Wuiiih... gurihnya! Mau tahu lauk yang paling cocok? Sayur santan yang terdiri dari daun paku (pakis), daun pepaya, daun sakede (Melinjo) yang diramu sedemikian rupa hingga membentuk satu kesatuan rasa yang aduhai lezat dan gurih di lidah.
Sungguh betapa pentingnya makanan sebagai kebutuhan badaniah. Hanya saja, tidak semua makanan cocok untuk disantap di masing-masing perut kita. Makan juga bukan sekadar asal kenyang, melainkan untuk memenuhi kebutuhan menu seimbang atau asupan gizi agar tubuh tetap sehat.
Sedapat mungkin dipilah-pilah agar jauh dari dampak yang namanya penyakit. Karena salah makan bisa-bisa malah penyakit yang kita dapatkan. Sama persis seperti makanan sebagai kebutuhan badaniah, kebutuhan rohaiah pun tak kalah pentingnya. Rohaniah kita sangat membutuhkan sentuhan asupan gizi yang bermanfaat bagi tubuh kita.
Makanan rohaniah sama pentingnya jika kita menyadari seawal mungkin tentang bagaimana makanan rohaniah yang sesuai dan mampu menyentuh gaya hidup yang benar. Semua juga tahu bahwa informasi merupakan asupan gizi untuk santapan rohaniah kita. Asupan gizi yang mampu mengubah pola pikir, membangun karakter, mengangkat martabat dan mampu membentuk kebiasaan-kebiasaan yang benar sehingga tidak dkelompokkan ke dalam orang-orang rendah mutu, serta mengakibatkan masuknya celah yang berdampak pada hal yang kurang menggembirakan.
Nah, untuk bisa mendapatkan informasi yang dimaksud, maka membaca adalah solusinya. Membaca merupakan bagian dari makanan rohani itu. Di sinilah makanan rohaniah itu mesti dipilah-pilah agar tidak salah pilih. Salah memilih bisa berakibat fatal!
Jadi, membaca merupakan kebutuhan rohaniah bagi insan yang membutuhkan informasi. Berbagai media menyediakan itu, antara lain media elektronik dan media cetak tersedia di mana-mana. Tinggal mengarahkan hati, pikiran, dan minat mau dibawa kemana hubungan mereka? Segera memulai atau tetap diam di tempat dan akan ketinggalan informasi?
Ya, memulai untuk menjelajahi dunia dengan membaca? Tergantung dirimu, Kawan! Seperti juga makanan, membaca harus dipilih mana yang cocok dan sesuai dan mana yang tak pantas! Membaca juga merupakan bagian penting dalam rangka mengetahui seluk-beluk peradaban dunia, kemajuan zaman, ilmu pengetahuan serta kecanggihan teknologi.
Membaca bukanlah sekadar memenuhi gejolak rindu terhadap maraknya informasi tentang dunia melainkan sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan informasi bisa didapatkan melalui buku, majalah, koran, internet serta media lainnya.
Kalau saja semua warga sekolah serta para mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya bisa sedikit meluangkan waktu senggang untuk membaca, sungguh merupakan hal yang termulia ketimbang duduk berlama-lama tanpa ada tindakan berarti sama sekali. Soal membaca, Saya bahkan bukan hanya di saat senggang, di sela tugas lainnya saya selipkan untuk membaca.
Mengubah dunia.
"Ubahlah duniamu dengan gaya hidup yang lebih bervariasi. Variasikan itu dengan gaya hidup yang baru dengan membaca. Rebut peluang dengan pola pikir yang lebih maju. Mari menyisihkan sedikit saja waktu untuk menyingkap hal baru dengan membaca! Jadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan. Dulu malas membaca, sekarang mulailah menatap ke luar jendela di luar sana. Tepislah tirai kemalasan, cobalah teropong keindahan tentang ada berjuta-juta informasi di seluruh belahan bumi ciptaanNya ini.