Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Seorang yang berbakat merangkai bunga akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan merangkainya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan/laba.
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu senggang untuk menenangkan pikiran seseorang, sekadar mengisi waktu atau mencari kesibukan.
Siapa pun dia, ketika mengatakan hobi pasti akan teringat akan hal yang berkaitan dengan kegiatan yang ditekuninya. Akan tetapi tak semua orang mampu mengimplementasikan hobinya dalam bentuk suatu usaha atau bisnis.
Banyak orang tidak menyadari akan bakat atau potensi dirinya yang sesungguhnya adalah hobi yang dimilikinya.
Sebetulnya jika ditilik dari dua kata antara hobi dengan bisnis sangatlah bertolak belakang. Rasanya kalau menyebut bisnis akan muncul pikiran "gerah", "jenuh", bisa juga "tensi naik". Tapi coba dengan kata hobi. Urusan hobi pasti lain rasanya. Kita akan berurusan dengan rasa bahagia, gembira atau senang hati, karena kegiatan yang dilakukan nikmat rasanya.
Ya, namanya juga hobi, kita bisa lupa makan, lupa lelah, bahkan sampai lupa waktu. Seperti hobi menulis? Pasti Anda sedang menulis sekarang karena hobi, 'kan? Sudah sejak pukul berapa Anda menulis? Tak terhitung waktunya. Saya bahkan sampai terkantuk-kantuk jika idenya belum kesampaian. Ha ha...
Perhatikan kalimat ini! Bisnis itu mesin pencetak uang sedangkan hobi itu mesin penghambur uang. Apa benar begitu? Tergantung! Bagi penulis bercentang biru maupun hijau dan sudah memenuhi syarat menerima K- rewards, sudah bisa memasangkan antara "si hobi" dan "si bisnis", si hobi menjadi pasangan yang pas. Hhhh...
Tapi jika "si Hobi" menulis yang belum berhak, belum layak menerima K- rewards? Yang sudah menerima saja belum tentu balance? Berarti yang sama sekali belum dapat apa-apa, itu suatu pemborosan dong? Jadi untuk apa menulis di Kompasiana?
Yang pasti untuk hobi dan demi "si hobi." bagi saya tak ada kata pemborosan untuk menulis. Bukan begitu? Bagaimana dengan Anda? Hhh... Demi hobi dan karena hobi rela membuang uang buat beli pulsa hanya untuk menyenangkan hati dan membuat diri bahagia bisa menyalurkan bakat menulis di Kompasiana.
Bagi siapa saja yang menjadikan hobi sebagai suatu pekerjaan sangat menyenangkan. Ternyata jika pekerjaan itu merupakan hobi, rasanya kita bukanlah sedang bekerja. Tapi sedang menikmati hidup. Sedang bercengkrama bersama imajinasi, sedang bersenda gurau bersama ilusi.