Lihat ke Halaman Asli

Ninik Karalo

Pendidik berhati mulia

Dia Meluka dalam Puisi

Diperbarui: 15 Agustus 2020   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.berkaspuisi.com

Dia Meluka dalam Puisi

dia ingin merangkai puisi lewat jemari lentik
seperti air mengalir dari bukit-bukit
menghanyut melewati sungai menembus hilir
dia ingin memintal diksi menyusur lintasan imaji
seperti nelayan yang terus mengepang jaring
lalu melempar ke laut agar jaring berisi
demi generasi emas, menyambung nafas para kurcaci

dia ingin merajut puisi yang tersusun kokoh
bagai akar-akar menggantung tegar pada manggrove
yang terus mengawal pantai bak menjaga larik-larik
pada titian bait-bait abadi dalam dekapan nafas berahi
dia ingin amanat leluhur lestari dalam urat nadi

seperti melestari flora, fauna dalam aroma surga
seperti Taufik Ismail dalam lagu-lagunya Bimbo
seperi sastrawan W S Rendra si Burung Merak
seperti puisi Remy Silado dengan Mbelingnya

dia ingin memaknai puisi yang tetap puitik
sebab puisi bisa mengajari hidup dinamis
menafsir bait-bait dalam setiap larik-larik
meniti jembatan hening dalam setiap baris
bercakap serak tentang rindu pada cadas kerikil
berucap gejolak cinta pada setiap bunyi

bernyanyi merdu pada susunan rumit
tapi begitu teratur menguap gaib
di atas lintasan baris-baris kefanaan
dia seolah merasa bersalah pada sungai
pada angin yang terus mengurut dada
menggayut pada hati yang penuh miris
sebab sapaan bait-bait tak lagi berirama

dia ingin menulis puisi tentang apa pun
menyingkap ritme yang berkelip di jiwa
sebab rima mengeluh, sajaknya kian meredup
dia meluka dalam hentakan puisi nan hambar  

dia ingin terus tegak berdiri
bertahan dengan nama baik penghuni bumi
agar suara nurani 'kan tetap menyeru
merilis indah, tegar bak tugu Monas
tanpa melukai lahirnya
berhias majas
berkarakter
berciri

dalam larik dia mendaki bukit
dalam bait dia menyusur sungai
dalam diksi dia menembus hilir
dalam majas dia mengarungi laut

sedang aku terhenyak di sudut puisi
ditulis indah anak zaman now
puisi tanpa judul namun syahdu terangkai
mesra memeluk hangat kaidah, teguh
dalam diksi
dalam bait
dalam baris
dalam kias

Majas/kias/metafor/simbol

#NK/13/08/2020
@SangiheBanuaku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline