Setelah membaca artikelnya Bang B, saya jadi senyum-senyum sendiri. Bukan karena isi artikelnya, tapi pada komentar Bang Bobby, gak papa tetap dapat label kok jika mengeritiknya santun.
Saya membaca dan menikmati banget artikel yang ditulis tersebut. Judulnya saja nnlekit, "Kenapa Tulisan Ini Tidak Jadi Artikel Utama? Kritik Untuk Admin!"
Kalau ada yang berkata dengan kata tanya "kenapa?' bagi saya sih, kata itu adalah perkataan dalam balutan protes. Kalau ada suami bertanya pada istri,"Kenapa..." palingbanter istrinya akan menunduk dan masuk kamar. Apalagi selain menangis.
Saking pedasnya menurut saya sangat menggelitik. Coba saja, jika yang menulis bukan Kompasianer centang biru, saya tak tahu bagaimana nasib artikelnya. Bisa post atau dihapus sebelum sempat terbaca atau entahlah.
Pada kesempatan ini, tentu saja saya tidak akan ambil pusing dengan konten dalam artikel Bang Boris. Namanya juga sudah malang melintang di kepenulisan, pastilah artikelnya nikmat dibaca. Isinya jelas, maksud yang disampaikannya bisa dipahami.
Bahasa tulis memang beda dengan bahasa ucapan. Jika dalam bahasa ucapan, ada intonas, nyaring, pelan dan sebagainy. Dibutuhkan speech reorganizer untuk mengenalinya.
Jika suara yang terdengar meledak-ledak, kemungkinanbesar yang bersangkutandianggap kasa, Walaupun isi yang disampaikan berupa keramahan dan kelembutan.
Berbeda dengan mereka yang memang suaranya pelan. Seperti Srikandi, mendayu-dayu. Layaknya dengan gadis dari Sunda. Meskipun dengan marah semarah-marahnya tetap saja suaranya lembut dan pelan.
Sedikit menilik kata santun, siapa pun tahu bahwa makna kata santun adalah halus, baik budi bahasanya, sabar, tenang dan sopan. Jika diperhatikan pada kata-kata Bang B, seperti kata"asal-asalan", "saduran", "Platform hancur", "menurunkan kualitas" itu secara iksplisit bermakna gamblang, tegas, terus terang, sehingga orang dapat menangkap dengan mudah.
Apalagi setelah konteks kalimatnya dirangkai menjadi sebuah pargraf. Lebih jelas maknanya. Jadi apakah disebut santun digunakan dalam ngomongnya pelan atau isinya kalem?
Ada kata-kata yang melemahkan kata-kata eksplisit itu tadi, seperti kata -kata "embel-embel uang", "kekuatan raksasa", "K-Rewards. Jadi orang mikir juga untuk mundur nulis di K.