Lihat ke Halaman Asli

Ninik Karalo

Pendidik berhati mulia

Kutitip Rindu yang Sedikit Kumal dan Berdebu

Diperbarui: 19 Juli 2020   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Cinta mengajarkan kita
tentang ketegaran
Mengapa harus renta?
Cinta mengajarkan kita
tentang keindahan
Mengapa harus kusam?

Cinta ada dalam kegagahan jiwa
Mengapa mesti temaram?
Cinta ada dalam keanggunan sukma
Mengapa mesti bercendawan?

Aku masih berharap serumput cinta
Melarungkan rindu memecah senyap
Aku masih menanti sepenggal cinta
Bernyanyi menyisihkan temaram
Aku masih menunggu ada rasa tersekap
Tertinggal di sela angkara
Dalam kristal-kristal indah

Aku tak lagi bisa mengayuh rindu
Aku takut digulung ombak kemurkaan
Bagai menanti di ujung asa
Mengharap cinta tak jua bisa
Adakah titik rasa tersisa
di hati yang tertinggal?

Gemasku terpasung di sela debu
Rindu kini tiada mampu membusur
Kaku memintal kata menepis cendawan
Cinta pun memburai tersungkur jatuh

Aku hanya bisa memungut aksara-aksara pilu
Pada sebagian murka kutitip
Rindu yang sedikit kumal
dan berdebu ini....

NK/01/07/20
 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline