Lihat ke Halaman Asli

Ninik Haryati

Pendidik PAUD

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

Diperbarui: 8 Maret 2023   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN_ MODUL 2.2 _PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL_ NINIK HARYATI

Facts (Peristiwa):

Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional dimulai pada 23 Februari 2023. Setelah sebelumnya belajar modul 2.1 tentang bagaimana mendesain pengalaman belajar dan lingkungan belajar dengan menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid agar murid dapat mencapai tujuan pembelajarannya. Dalam modul 2.2 ini, saya belajar bagaimana menciptakan pengalaman dan lingkungan belajar yang memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional murid. Saya belajar bagaimana mengelola emosi dalam memiliki kesadaran diri, memanajemen diri dengan strategi STOP bagaimana saya membuat keputusan dengan POOCh. 

Dalam Demonstrasi Kontekstual ada tugas membuat RPP yang memuat KSE. Saya membuat RPP yang mengintegrasikan KSE. Sebagai acuan juga dalam melakukan Aksi Nyata RPP tersebut saya buat lengkap dengan Pembelajaran Berdiferensiasi yang juga didalam RPP tersebut dilengkapi Sintaks-sintaks Model Pembelajaran. Awalnya saya merasa kesulitan menyusun RPP tersebut,  karena selama ini belum melengkapi RPP dengan sintaks-sintaks model pembelajaran. Setelah saya konsultasikan kepada Pengajar Praktik akhirnya saya selesai membuat RPP secara lengkap.

Feelings (Perasaan)

Banyak hal yang saya tidak sadari sebelumnya bahwa ternyata saya sudah melakukan pembelajaran social emosial ini. Perasaan saya setelah mempelajari modul ini adalah senang dan termotivasi, dan percaya bahwa saya akan mampu  menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan mengintegrasikan 5 Kompetensi Sosial Emosional.

Findings (Pembelajaran)

Saya memahami serta menyadari pentingnya perkembangan murid secara holistik, bukan hanya intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter. Lemahnya perkembangan sosial emosional para murid terlihat dengan meningkatnya perilaku negatif murid, performa akademik murid menurun, terjadi kasus perundungan, tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, murid dengan gangguan emosional seperti stres, kecemasan, depresi, bahkan kasus bunuh diri pada usia remaja. 

Oleh karenanya penting sekali  pembelajaran yang dapat menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional murid. Sudah sepatutnya sebagai guru saya memikirkan bagaimana menuntun mereka untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing mereka agar dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi- tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, hingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Ini merupakan sebuah tantangan besar, namun dengan semangat dan tindakan yang nyata tentunya akan terlaksana dengan baik.

Materi yang luar biasa yang saya dapatkan di modul 2.2 ini. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan 5 kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran 5 KSE tersebut akan dapat menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora. Semua ini selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam Standar Nasional Pendidikan

5 Kompetensi Sosial dan Emosional sangat berhubungan erat dengan 6 (enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline