Croissant (crescent: bulan sabit) adalah roti berbentuk ulir mirip bentuk bulan muda atau bulan sabit. Biasanya bisa kita temui di meja breakfast hotel tertentu. Rasanya gurih dengan tekstur agak crunchy di luar tapi lembut di dalam. Rasa gurih yang khas ini acapkali disandingkan dengan kopi atau teh di pagi hari. Ada yang original tanpa isi, terkadang pakai isian keju, selain atau yang lain.
Saat ini Croissant menjadi roti yang selalu disajikan hampir setiap sarapan pagi di kawasan Eropa, Amerika Latin da Amerika.
Croissant diciptakan sebagai penghormatan seorg juru masak perancis pada peristiwa kemenangan Wina atas Turki Ottoman yang mundur dari serangan yg gagal pd 1685. Juru masak yang bekerja di bawah tanah itu mendengar kedatangan bala tentara Turki dan melaporkannya pada raja.
Lalu diapun diberikan kehormatan untuk membuat pastry khusus untuk memperingati peristiwa itu. Terciptalah croissant.
Croissant melambangkan bulan sabit yang jadi bendera Turki. Entah karena ada perasaan khusus atau tidak,sehingga simbol itu yang harus dilahap orang Barat setiap pagi menemani kopi. Duuh..
Sejak ditaklukkan Seljuk pd abad 11, Eropa didominasi Turki hingga puncak kejayaan Usmani pada abad 16-17 dari masa sultan Sulaiman hingga Sultan Alfatih.
Beberapa jejaknya tidak hanya menyebar di Turki saja, tetapi juga di Budapest ibukota Hungaria. Negara yang menjadi batas barat laut Turki ini dikuasai Rusia komunis sejak PD II hingga hingga era glasnot di th 1990.
Jejak itu di antaranya adalah sejumlah seratusan pemandian air panas yang dibangun semasa Turki di Budapest. Salah satunya bahkan masih berfungsi hingga kini.
Turki Usmani juga banyak membangun menara atau minaret berbahan red sandstone. Beberapa di antaranya beralih fungsi.
Saat ini hanya terdapat 3 minaret yang masih tersisa di Hungaria, yaitu di kota Pecs, Erd dan Eger.
Minaret sekarang merupakan simbol kerukunan dan hubungan baik antara Hongaria-Turki. Di puncak Minaret tersebut terpancang simbol bulan bintang bersebelahan dengan salib. Pada bulan-bulan musim panas, kita bahkan bisa mendengar azan (muezzin) sebagai penunjuk waktu beribadah bagi umat Islam.
Pamor croissant sendiri tidak sepopuler makanan khas Eropa yang lain seperti pizza atau yang terkini, Korean bread.
Tapi rasa klasik di setiap cecapannya, membuat croissant tak mudah dilupakan.