Lihat ke Halaman Asli

Kembang Dalam Sepi (Episode Cinta Rangkat #64)

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah Kejadian di warung gadho-gadho milik Nisa (ECR 11/) Ningwang Janda Kembang diliputi resah.

Sang Penyair pergi (ECR 20), Refo entah kemana, dan Daeng pun ikut-ikutan mundur padahal menyatakan cinta pun belum (ECR 56).

Kembang duduk sendirian di pos ronda. Mas Hans yang ceria sedang meriang, jadi pos ronda sepi. Sesepi hati Kembang.

Sengaja aku merangkul sepi
Demi menjajaki makna diri…
Sudahkah aku berarti?
Sudahkah cinta ini memberi?

Sengaja aku merangkul senyap
Demi memaknai segala yang telah kuucap…
Adakah aku memberi harap?
Ketika asa erat mendekap

Dan kini…,
Aku dirangkul sepi,

"Tak tahukah mereka bahwa aku ingin menyembuhkan luka?", Kembang menggumamkan kesepiannya. Ya, tujuannya ke Rangkat adalah untuk menyembuhkan luka. Memang didapatkannya damai dan bahagia itu di Rangkat. Pesona Desa Rangkat begitu sulit ditolak. Tapi kini dilema asmara mengurungnya dalam senyap.

Antara bingung dan tidak siap. Bingung mana yang sungguh-sungguh memilik rasa pada Kembang. Tidak siap karena trauma menjanda.

Teringat puisi dalam lipatan Origami dari Rey...

Origami Nomor 3

“Engkaulah bidadari itu…

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline