Jelang Ramadhan siklus hidup seseorang sedikit mengalami perubahan, ketika dini hari sebagian orang masih terlelap tidur kini harus bangun untuk melakukan sahur. Bagi orang-orang yang sulit bangun sahur, ada beberapa orang berbaik hati yang siap membangunkan. Dengan iringan musik sederhana sambil menyanyikan sahur sahur sudah pasti bisa membuat anda terbangun. Ya mereka adalah para pembangun sahur.
Pembangun sahur selalu ada setiap Ramadhan, sehingga lama kelamaan menjadi ciri khas saat memasuki bulan puasa. Bukan hanya di Indonesia budaya pembangun sahur ini ada, di berbagai negara islam seperti Arab Saudi, Mesir, dan Yaman juga memiliki budaya serupa.
Dilansir dari Albalad.co budaya membangunkan orang saat sahur sebenarnya sudah ada sejak zaman nabi dengan sebutan Misaharati, namun pada saat itu bukan kumandang sahur yang di nyanyikan melainkan nyanyian tradisional.
Dahulu orang yang memiliki gelar Misaharati akan merasa bangga seolah-olah terpilih sebagai pedana mentri di kotanya, hal ini dikarenakan masyarakat sangat membutuhkan jasa seorang Misaharatih untuk membangunkan mereka sahur. Orang-orang yang terbantu dengan jasa Misaharatih akan membalasnya dengan memberikan sedekah saat bulan Ramadhan usai.
Jika di Indonesia menjadi seorang Pembangun sahur tidak melalui pilihan masyarakat melainkan datang dari kemauan diri sendiri, dan yang mereka dapat adalah kepuasan hati. "selain bisa membatu orang bangun sahur, kita juga bisa main musik teriak-teriak sepuasnya" ungkap Rohmat salah satu tim pembangun sahur di daerah Sukoharjo.
Benar memang, hanya di bulan Ramadhan orang bisa bermain musik sesuka hati tanpa takut kena omel warga sekitar. Inilah salah satu hal seru mengapa orang dengan suka rela menjadi pembangun sahur.
Remaja khususnya menjadi peminat kegiatan pembangun sahur. Dengan berbekal bak bekas, botol beling berisikan air, kayu sebagai pemukulnya, dan suara lantang sudah memenuhi syarat menjadi musik partol yang siap dimainkan.
Musik pertol adalah musik yang dimainkan secara bersama-sama seperti memainkan gamelan, alat yang biasa digunakan adalah kentongan. Namun seiring berjalannya waktu alat musik apapun bisa dijadikan musik partol asalkan dimainkan secara bersamaan.
Meskipun saat ini seseorang bisa menggandalkan smartphone untuk membangunkan diri, tapi masih banyak orang yang berminat menjadi pembangun sahur untuk menjaga tradisi. Sehingga menjadi pembangun sahur dalam sebulan adalah sebuah misi, misi penyelamatan budaya agar tidak punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H