Lihat ke Halaman Asli

Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam KH. Hasyim Asy'ari

Diperbarui: 15 Juni 2021   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam KH. Hasyim Asy'ari (unsplash/freestocks)

Problem pendidikan Islam saat ini sejatinya masih bermuara seputar pendidikan klasik, yaitu rendahnya moralitas dan tumpulnya rasionalitas. Hingga saat ini, banyak sekolah Islam yang secara moral belum memenuhi harapan, begitu juga dengan kualifikasi keilmuan yang masih di bawah standard kualitas pendidikan. 

Tujuan dan akhlak dalam menuntut ilmu yang bersifat religious tentu sangat diperlukan dalam upaya pembentukan dan pembinaan moral yang saat ini tengah mengalami krisis. 

Tujuan menuntut ilmu yang sesungguhnya ialah hanya untuk mencari ridho Allah, akan tetapi pandangan sebagian masyarakat yang mengganggap bahwa menempuh pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjaan dan kedudukan semata. 

Baca juga : Hubungan Ontologi dan Filsafat Pendidikan

Tujuan akhir pendidikan dalam Islam adalah menghasilkan manusia yang baik, misalnya konsep manusia yang baik berarti tepat sebagai manusia adab yang meliputi kehidupan material maupun spiritual.

A. Biogarfi KH. Hasyim Asy'ari

Nama lengkap KH. Hasyim Asy'ari yaitu Muhammd Hashim bin Ash'ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halima atau yang popular dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin  Maulana Ishak bin Ainul Yaqin yang popular dengan sebutan Sunan Giri. Beliau lahir pada tanggal 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 

Dan pada tanggal 25 Juli 1947 (72 tahun) beliau dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang. Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia serta putra dari Kyai Asy'ari. Beliau adalah ulama sekaligus pemimpin dari Pondok Pesantren Keras, berada di selatan Jombang. 

Sementara ibunda beliau bernama Halimah, yakni memiliki silsilah keturunan dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembung Peteng, ayahanda dari Jaka Tingkir (Raja Pajang). 

Sedangkan keturunan ke delapan dari Jaka Tingkir adaah kakenya, kyai Utsman yang memimpin Pondok Pesantren Gedang, dengan seluruh ntri berasal dari Jawa pada akhir 19. 

Baca juga : Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Filsafat Pendidikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline