Lihat ke Halaman Asli

Berlabuh

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemuruh kalbu yang tiada berhenti berderu

Hati yang menambatkan sumbu untuk berlabuh

Poros waktu yang takkan lapuk oleh zaman

Surya merenggang hangat manja di langit senja

Parasmu masih merekat kuat disana

Tegak tabah diterjang ombak

Angin menerpamu keras

Malaikat memelukmu erat tanpa suara

Menidurkanmu dengan nyanyian surga

Kau terlelap dalam rupa lelahmu

Tiada kata selain indah yang terucap lancar dari bibirku

Sayang, karenamu aku tiada mengenal kata lelah

Tuk menulis bersajak-sajak cinta

Syair-syair rindu

Berjuta asa, kisah dan rasa

Tuk membangun dunia

Dimana fantasiku adalah ideologi

Dan kau adalah penegak fondasi

Tuk merangkul semua keluh peluhmu

Dukamu pada dunia

Tuk terus mengagumi

Dan melumuriku dengan pendambaan yang tak terbatas

Tuk terus mencinta

Dan membenam asa dalam angan.

Kau, Fantasia, bagai layar merah merona

Dalam lensa asmara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline