Lihat ke Halaman Asli

Tuntutan Jurnalisme “Masih Butuh Pedoman”

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang sudah kita rasakan teknologi hadir dengan kecanggihannya. Internet bagaikan kebutuhan pokok baru tak hanya sandang dan pangan. Hadirnya new media tidak dapat dipungkiri, nyatanya jurnalisme konvensional mulai menggandeng jurnalisme online. Di era online ini dapat terlihat pada media cetak besar yang ada di Indonesia memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat portal berita online.

Hal ini menyebabkan perubahan tentang waktu penerbitan dan pencarian informasi. Jurnalisme online membutuhkan penanganan yang berbeda dalam penyelenggaraannya dan dinikmati dengan cara yang berbeda oleh para pengguna atau pemirsanya ketimbang jurnalisme tradisional.Jurnalisme cetak menerbitkan sehari sesudah informasi didapat sedangkan jurnalisme online bisa kita lihat sendiri di twitter tak perlu menunggu lama hanya 10 menit saja sudah dihadirkan informasi-informasi terlebih breaking news.

Mengutip dari 5 prinsip dasar jurnalisme online (B-A-S-I-C) menurut Paul Bradshaw kunci dari skill baru seorang jurnalis dalam jurnalisme online adalah adaptability. Beradaptasi dengan teknologi haruslah dilakukan oleh jurnalis. Tak mampu menolak kehadirannya, justru kini menjadi berkembang pesat. Istilahnya “mau tak mau harus mau” bukan berarti mahir dan menguasai semua teknologi. Akan tetapi penggunaan teknologi mendukung dan memajukan kebutuhan informasi. Membuatnya menjadi menarik dengan penggunaan sebuah video, foto, audio.

Interaktifnya pada media online, menjadi tantangan bagi seorang jurnalis. Maksudnya adalah berita atau informasi harus dibuat menarik. Soal interaktif ini pembaca diberi kebebasan untuk mencari informasi pada situs yang disediakan. Banyaknya informasi dengan informasi yang saling terhubung satu dengan yang lain. Data yang tak terbatas dan ini membuat keleluasaan pembaca mendapat informasi yang luas. Inilah mengapa informasi tak sembarang dibuat begitu saja karena pembaca yang lebih banyak dan mengaksesnya dengan cepat.

Sebagai mahasiswa yang belajar pada konsentrasi jurnalisme, hal ini menjadi sebuah tantangan dan juga cara baru yang perlu dipelajari. Ketika membuat berita agar menarik pembaca dan membuatnya interaktif. Soal penulisan berita atau informasi yang dapat menginformasikannya kepada pembaca secara komunikatif.

Penulisan informasi yang lebih variatif dibandingkan dengan era jurnalisme konvensional. Menuntut seorang calon jurnalis lebih banyak pedoman untuk cara penulisan dengan menyesuaikan segmentasi dan kebutuhan informasi pembacanya. Membuat pembacanya menjadi nyaman. Pada situs online yang dimiliki juga oleh media cetak seperti koran Kompas dan kompas.com tak hanya sekedar copy paste berita dari versi cetaknya.

Pada umumnya media cetak menerapkan struktur penulisan piramida terbalik, sedangkan media online menyarankan struktur news diamond berita yang tidak sekedar cepat tapi juga mendalam. Tak hanya sekedar mengenal prinsipnya yang singkat, realtime, interaktif, dan multimedia. Bagi saya menjadi calon jurnalis masih perlu banyak referensi tentang banyak gaya penulisan berita atau infomasi serta kekhasan di media online terlebih jurnalisme online sendiri. Tuntutan jurnalisme online dengan karakteristiknya yang multimedia ini juga perlu pedoman menggabungkan unsur-unsur multimedia tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline