Lihat ke Halaman Asli

Nindya Mariska

Universitas Bangka Belitung

Kontribusi BPDPKS dalam Pendanaan Riset Berbasis Net Zero Emission dan Hilirisasi

Diperbarui: 25 Oktober 2024   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat menjanjikan di Indonesia untuk saat ini. Industri kelapa sawit telah menggerakkan perekonomian dengan menjadi sumber devisa negara. Selain itu, industri kelapa sawit juga menjadi pendorong perekonomian di daerah-daerah terpencil. Minyak nabati yang dihasilkan dari kelapa sawit digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, permintaan lokal maupun dunia akan kelapa sawit terus meningkat dan tidak pernah padam. Besarnya produksi kelapa sawit di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia. Indonesia mengekspor kelapa sawit dalam bentuk Crude Palm Oil (CPO) ke beberapa negara. India dan China menjadi negara pengimpor CPO Indonesia terbanyak untuk saat ini. 

Namun, dibalik besarnya ekspor kelapa sawit Indonesia, industri kelapa sawit menghasilkan limbah dari proses pengolahannya. Ada tiga tipe limbah dari proses pengolahan kelapa sawit yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat dapat berupa serat, cangkang, tandan buah kosong, abu bakar, dan bungkil sawit. Sedangkan limbah cair dan gas dihasilkan dari proses produksi CPO. Limbah cair berbentuk cair atau biasa disebut dengan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) atau palm oil mill effluent (POME) dan limbah gas berupa gas metana dan gas hydrogen. Apabila tidak diatasi dengan baik maka limbah akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini menjadi masalah yang serius bagi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam mencapai target net zero emission.  Di tengah isu yang gencar akan keberlanjutan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) turut andil dalam mengatasi permasalahan keberlanjutan. 

BPDPKS ikut berkontribusi dalam pendanaan riset berbasis net zero emission. Riset dilakukan untuk mengatasi limbah pengolahan kelapa sawit menjadi sumber energi terbarukan. Limbah yang bisa diolah menjadi sumber energi terbarukan yaitu limbah padat dan limbah cair. Cangkang buah kelapa sawit dan serat buah kelapa sawit bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi biomassa. Energi biomassa adalah energi yang dihasilkan dari bahan organik seperti tumbuhan dan hewan. Cangkang buah kelapa sawit dan serat buah sawit telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap guna memasok ketel uap sebagai pembangkit tenaga listrik. Tandan buah kosong juga dapat diolah menjadi sumber energi terbarukan. Tanda buah kosong perlu diolah menjadi briket agar ramah lingkungan. 

Sementara itu, limbah cair atau palm oil mill effluent (POME) yang dulunya dianggap sebagai masalah bagi lingkungan karena sering dibuang begitu saja tanpa proses pengolahan sehingga menimbulkan bau tidak sedap, kini bisa  diolah menjadi sumber energi terbarukan. Limbah cair dapat diolah menjadi biogas karena mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Energi yang dihasilkan dari limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai pembangkitan listrik melalui turbin. Penggunaan biogas sejalan dengan target net zero emission karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). 

Dana yang disalurkan okeh BPDPKS digunakan untuk membiayai penelitian yang ramah lingkungan seperti sistem pengolahan yang menghasilkan energi biomassa dan biogas. Penelitian yang didanai BPDPKS berfokus untuk mencari solusi agar limbah kelapa sawit tidak mencemari lingkungan. Selain berbasis teknologi, pendanaan riset yang dilakukan oleh BPDPKS juga mencakup perkembangan praktik pertanian kelapa sawit yang lebih berkelanjutan. Seperti penggunaan pupuk yang berasal dari limbah kelapa sawit. Selain menekan biaya penggeluran untuk pupuk, juga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang bisa membahayakan lingkungan apabila digunakan dalam jangka panjang. Selain berfokus pada pendanaan riset, BPDPKS juga turut andil dalam memberikan wawasan kepada para petani kelapa sawit di seluruh Indonesia. 

BPDPKS secara aktif melakukan pelatihan kepada petani kelapa sawit tentang pengolahan limbah kelapa sawit yang baik dan benar sehingga tidak mencemari lingkungan serta dapat meningkatkan produksi kelapa sawit dalam jangka panjang. Berkat adanya program pendanaan riset yang dilakukan oleh BPDPKS, limbah kelapa sawit yang dulunya tidak berharga kini memiliki nilai. Sehingga industri kelapa sawit tidak hanya berfokus untuk menghasilkan CPO, tetapi juga berfokus pada pengolahan limbah menjadi sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. 

Pada akhirnya, program pendanaan riset yang dilakukan oleh BPDPKS sejalan dengan target untuk mencapai net zero emission. Tidak hanya terbatas dalam mencapai target net zero emission, BPDPKS juga mendukung riset-riset yang dapat meningkatkan nilai tambah dan inovasi produk hilir. Dengan adanya hilirisasi, kelapa sawit tidak lagi diekspor dalam bentuk mentah, tetapi dapat diekspor menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Beberapa produk turunan yang dihasilkan oleh hilirisasi kelapa sawit seperti kosmetik, pasta gigi, lemak coklat, pakaian, fatty acid, surfactant dan biodesel. 

Pendapatan negara yang dulunya hanya diterima dari ekspor barang mentah sekarang meningkat karena barang yang diekspor adalah barang setengah jadi atau barang jadi.  Apabila hilirisasi kelapa sawit ini berhasil dan terus berjalan makan akan meningkatkan pendapatan negara secara signifikan. Mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen dan pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia. Jadi, secara tidak langsung BPDPKS tidak hanya berkontribusi terhadap pencapaian target net zero emission tetapi juga berkontribusi pada penerimaan negara berkat pendanaan riset yang berbasis hilirisasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline