Garuda itu terbang merendah,
Lalu menukik ke bawah,
Menyambar sesuatu di atas gundukan tanah yang basah
Benda di paruhnya itu kotor, kumal dan berdarah
Kau perlu ditolong, katanya
Aku baik-baik saja, akunya
Tapi Garuda tak mendengarkan
Ia melesat dengan kecepatan mengagumkan
Membawa kawan barunya
Yang bernafas dengan sisa-sisa tenaganya
Sampailah mereka di sebuah gedung mewah
Terima kasih Garuda, ucapnya terengah
Aku Rupiah, katanya mengucap nama
Aku tahu namamu, Garuda berkata
Lalu ia pun kembali terbang mengangkasa
Tiap hari Garuda datang dengan senyumnya yang merekah
Menghibur Rupiah yang tergolek lemah
Tapi kian hari Rupiah kian melemah
Karena penyakitnya memang sangat parah
Garuda pun hanya bisa memandang pasrah
Menahan perih di hatinya yang tercacah
NineNindya♥
Desember 2014
*Dikutip ulang dengan sedikit perubahan, dari buku antologi puisi berjudul ‘Anggap Saja Omong Kosong’, terbitan Kaifa Organizing 2015© hasil lomba menulis puisi dengan tema Puisi Sosial Politik dan Budaya yang diselenggarakan oleh Michaels’ Write, Desember 2014.
*Gambar diambil dan diedit dari illustrasi artikel berjudul ‘Dicari, Obat Kuat Rupiah’ dari Koran Digital JawaPos edisi Desember 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H