Di era globalisasi ini banyak budaya yang masuk ke Indonesia, walaupun begitu jangan biarkan kebudayaan Nusantara hilang. Salah satunya kebudayaan Minangkabau, Kato Nan Ampek.
Kato Nan Ampek, kebudayaan Minangkabau yang berkaitan dengan cara bertutur kata terhadap lawan bicara berdasarkan siapa yang diajak bicara. Seperti istilahnya, Kato Nan Ampek terbagi 4, yaitu : Mandaki, Malereang, Mandata, dan Manurun. Berikut sedikit penjelasan mengenai istilah-istilah Kato Nan Ampek ini.
1. Mandaki adalah bagaimana cara kita bertutur kata terhadap orang-orang yang lebih tua ataupun orang tua. Kepada yang lebih tua baiknya kita bertutur kata dengan sopan, lemah lembut, dan hormat.
2. Malereang adalah bagaimana cara kita bertutur kata terhadap orang-orang yang dituakan secara adat ataupun disegani. Baiknya kita bertutur dengan santun dan hormat.
3. Mandata adalah bagaimana cara kita bertutur kata dengan teman sebaya atau sejawat. Mungkin tidak seperti halnya bertutur kata kepada orang yang lebih tua tetapi, sebaiknya kita tetap harus saling menghargai, menjaga perasaan, dan tidak menyinggung.
4. Manurun adalah bagaimana cara kita bertutur kata dengan seseorang yang lebih muda dari kita. Baiknya tidak semena-mena, tidak merasa paling tahu, dan tetap saling menghargai.
Layaknya pepatah Minang, "Nan tuo dihormati, nan ketek di sayangi, samo gadang baok bakawan." -Idrus Hakimy, Dt. Rajo Panghulu.
Nah, itulah salah satu kebudayaan Indonesia tepatnya dari Minangkabau yang sudah seharusnya kita lestarikan. Kita bisa menerapkannya pada kehidupan sehari-hari, karena berhubungan dengan bagaimana sikap kita ketika berbicara dengan orang lain.
Penulis mohon maaf atas banyaknya kekurangan pada artikel ini, dan semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H