Lihat ke Halaman Asli

Nostalgia Guru Ngaji Setempat Sb. Sari

Diperbarui: 22 Mei 2022   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Apakah kalian masih menjalin silaturahmi dengan orang yang mengajari kalian mengaji? Ya... karena anak kecil yang beragama Islam biasanya akan diajarkan untuk belajar ilmu agama salah satunya yaitu mengaji. Baik oleh orang tuanya langsung yang mengajari maupun diajarkan oleh guru ngaji setempat.

Sebagian besar anak-anak belajar ilmu agama kepada guru ngaji. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya ada anak yang tidak bisa diajarkan oleh orang tuanya langsung seperti sulitnya dalam memahami materi yang ada. Oleh karena itu jika diajarkan sama orang lain yaitu guru ngaji anak akan cenderung mendengarkan dan mudah dipahami. Meskipun demikian tidak semua anak yang berperilaku seperti hal tersebut. Ada juga anak yang lebih nyaman kalau diajari oleh orang tuanya sendiri. Kembali lagi pada kondisi anak tersebut.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai guru ngaji. Dalam artikel ini akan membahas terlebih dahulu mengapa anak diajarkan ilmu agama sejak kecil. Hal tersebut dikarenakan ilmu agama sangat penting untuk anak, salah satunya dalam perkembangan anak mengenai sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam yang berakhlak mulia. Tidak hanya ilmu agama saja yang diajarkan kepada anak-anak, akan tetapi juga diajarkan tentang ilmu pengetahuan umum.

Pastinya dalam perkembangan anak peran orang tua sangat dibutuhkan, terlebih seorang ibu. Sekolah pertama seorang anak adalah ibunya. Seorang ibu harus mampu mengajarkan anak-anaknya sejak dini. Oleh karena itu pentingnya penanaman karakter anak dengan ilmu agama sejak kecil berpengaruh besar dalam perkembangan karakter kedepannya.

Selain itu, anak kecil cenderung akan lebih mudah menangkap apa yang diajarkan. Tidak hanya itu saja, daya ingat anak kecil juga bagus. Kebiasaan- kebiasaan yang diajarkan saat kecil akan diingat dan dilaksanakan oleh anak seterusnya. Meskipun perilaku setelah dewasanya tidak bisa dinilai dengan hanya melihat seseorang dari masa kecilnya.

Mengapa ilmu agama tetap diajarkan sejak kecil, meskipun tidak menjamin perilakunya kedepannya? Hal tersebut dikarenakan setidaknya kita sudah menjalankan memenuhi kewajiban kita kepada anak untuk memberikan pengetahuan ilmu agama dan mengenalkan yang baik dan yang buruk. Tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban tetapi juga sebagai tanggung jawab kita terhadap Allah SWT yang telah menitipkan anak kepada kita.

Setelah membahas sedikit mengenai mengapa kita diajarkan ilmu agama sejak kecil, kita semakin faham bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua sudah benar. Begitu juga yang dilakukan orang tua saya. Meskipun kedua orang tua saya mengajari saya ilmu agama, tetapi seperti layaknya anak-anak pada umumnya saya juga belajar ilmu agama kepada guru ngaji. Berbicara tentang guru ngaji saya belajar ngaji di rumah beliau langsung. Beliau adalah Bapak Simin dan ibu Parmi. Beliau orang yang baik dan ramah. Beliau sudah saya anggap orang tua saya sendiri.

Pastinya ada yang bertanya mengapa tidak di masjid saja mengajinya? Alasannya yang pertama, karena tempat mengajinya lebih dekat dari rumah saya daripada ngaji ke masjid. Tidak hanya dekat tetapi juga keluarga saya mengenal baik mereka. Selain itu, karena rumahnya dekat orang tua saya dengan mudah mengawasi saya.

Ya, awal-awalnya biasanya saya diantar dan ditunggu ibu saya. Dengan berjalannya waktu dan tambah besarnya, saya berangkat bersama kedua mbakku. Mereka adalah anak dari kedua kakak ibu saya. Mereka bernama kak Iis dan kak Ayu. Tiap sore kak Iis dan kak Ayu selalu sudah bersiap di rumah untuk menjemput saya.
Seperti halnya anak-anak lainnya belajar bersama-sama membuat senang dan bersemangat. Selain ilmu agama yang didapatkan tetapi juga dapat berinteraksi dengan teman-teman lainnya. Dimana interaksi tersebut menjadi momen berharga bagi saya.

Alasan lainnya karena tentunya masjid tempat ngajinya jauh dari rumah dan kebanyakan dari gang rumah saya mengaji di Ibu Parmiyem. Oh iya ibu Parmiyem biasanya kami memanggil beliau ibu Parmi. Selain baik beliau juga penyabar menghadapi sikap dan perilaku kita. Ya meskipun aku termasuk yang rajin tetapi terkadang juga pernah nakal. Salah satunya yaitu dengan tidak fokus saat beliau menjelaskan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline