Lihat ke Halaman Asli

Model PBL, Powtoon, dan Textpuzzle sebagai Solusi dalam Pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi di SMP N 3 Pajangan

Diperbarui: 5 Februari 2024   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Berorientasi HOTS Kurang Maksimal

Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran konseptual yang berorientasi HOTS merupakan salah satu pembelajaran yang sulit untuk diwujudkan tujuan pembelajarannya secara maksimal. Setelah melakukan eksplorasi, didapatkan beberapa faktor penyeb antara lain, pembelajaran yang masih konvensional, rendahnya motivasi dan minat siswa, guru kurang melatih siswa dengan soal HOTS. Pada pembelajaran kelas VIII di SMP N 3 Pajangan, siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam mencapai tujuan menganalisis struktur dan menelaah kebahasaan teks Laporan Hasil Observasi (LHO). Kondisi ini yang mendasari pelaksanaan praktik pembelajaran ini.

Praktik ini penting dibagikan kepada praktisi pendidikan karena dapat dijadikan solusi dalam meningkatkan kemampuan menganalisis struktur dan menelaah kebahasaan teks LHO. Peran dan tanggung jawab penting dalam praktik ini adalah guru. Guru melakukan pengamatan terlebih dahulu untuk menentukan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran. Selanjutnya, merencanakan pembelajaran untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut, melaksanakan pembelajaran guna memecahkan permasalahan, dan merefleksi pembelajaran.

PBL, Powtoondan Textpuzzle sebagai Jalan Keluar

Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu memilih model pembelajaran yang tepat, menumbuhkan motivasi dan minat siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan soal HOTS. Guru, siswa, dan guru observer terlibat dalam mencapai tujuan ini. Guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan matang, siswa harus dalam keadaan siap belajar, dan guru observer memberikan refleksi sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah 1) memilih model/strategi pembelajaran yang tepat, 2) memilih pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan 3) menggunakan media menarik sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik. Proses yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran inovatif PBL yang dikolaborasikan media audiovisual powtoon dan textpuzzle. Media powtoon menurut Rissa Septy (2022) dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi sedangkan penggunaan textpuzzle dapat mengarahkan siswa aktif dan memahami bacaan dengan baik (Juwit, 2014). Hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran tersebut di antaranya contoh teks LHO, materi yang disampaikan dengan media Powtoon melalui LCD dan speaker, LKPD, empat judul teks berbentuk textpuzzle, dan soal pilihan ganda untuk evaluasi pembelajaran menggunakan quizizz.

Terdapat lima tahapan dalam pembelajaran ini. Pertama, tahap orientasi siswa pada masalah dengan menyampaikan pertanyaan pemantik yang dijawab oleh siswa. Kedua, tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan membentuk kelompok heterogen, menemukan struktur dan kebahasaan melalui media wordwall dan membangun konsep menggunakan media powtoon. Ketiga, tahap membimbing penyelidikan yaitu siswa secara berkelompok menyusun textpuzzle sesuai judul yang dipilih. Kemudian siswa menganalisis struktur dan menelaah kebahasaan, dikerjakan di LKPD. Pada kegiatan ini guru menjadi fasilitator. Keempat, tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang dilaksanakan dengan mempresentasikan hasil kerja kelompok sedangkan siswa yang lain menanggapi. Kelima, menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah dengan memberikan reward bagi siswa aktif, mengevaluasi pembelajaran terkait masalah yang dipecahkan, dan diakhiri dengan memberikan penguatan.

Simpulan: Pembelajaran Menyenangkan, Menarik dan Terarah 

Pembelajaran ini terbukti berhasil meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan menelaah kebahasaan teks LHO. Hasil refleksi siswa juga menyatakan bahwa mereka senang dengan pembelajaran inovatif ini. Selain itu, mereka juga lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan menggunakan powtoon karena fokus dan tertarik. Guru observer juga mengatakan melalui media textpuzzle dan LKPD siswa tampak lebih aktif dan terarah. Melalui pembelajaran ini guru lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran pun tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ariantina, Rissa Septy. 2022. Studi Literatur: Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Powtoon Pada Teks Laporan Hasil Observasi. Jurnal J-Simbol Vol. 10, No.2, Hal. 75-82. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/viewFile/26540/16465

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline