Tahukah Anda bahwa lebih dari 60% penyakit menular pada manusia adalah penyakit zoonosis yang berasal dari hewan peliharaan, unggas dan ternak? Bahkan angka tersebut mengalami peningkatan hingga 71,8% dari spesies satwa liar. Penyakit zoonosis merupakan salah satu masalah serius bagi keberlangsungan hidup manusia karena berdampak pada berbagai sektor. Contoh nyata dampak yang dialami dari penyakit zoonosis adalah ketika pandemi COVID-19 menghambat pergerakan sektor sosial-ekonomi di seluruh dunia. Dengan semakin pesatnya arus globalisasi dan perubahan iklim, ancaman penyakit zoonosis semakin dekat di depan mata. Untuk mencegah pandemi berikutnya, penting bagi kita untuk memahami apa itu zoonosis dan bagaimana cara mencegahnya.
Zoonosis adalah jembatan tak kasat mata antara manusia dengan hewan yang membawa malapetaka. Istilah zoonosis berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu zoon yang berarti hewan dan nosos yang berarti penyakit. Menurut WHO, zoonosis adalah semua penyakit atau infeksi yang dapat ditularkan dari hewan vertebrata atau bertulang belakang ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur serta dapat menyerang semua orang tanpa memandang latar belakang maupun usia. Penyakit zoonosis dapat ditularkan secara langsung melalui kontak dengan hewan, konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, atau melalui gigitan serangga atau hewan terinfeksi. Contoh-contohnya? Rabies dari gigitan hewan, flu babi dari peternakan, atau bahkan infeksi antraks dari tanah yang terkontaminasi.
Dari tadi kita membahas penyakit zoonosis seperti kabar buruk bagi keberlangsungan hidup manusia. Memangnya seberapa bahaya penyakit zoonosis ini? Seperti yang dapat kita lihat saat pandemi COVID-19, penyakit zoonosis memiliki efek domino pada kesehatan karena bisa menyebar luas secara cepat. Interaksi kecil dapat memicu wabah besar yang mengakibatkan jutaan korban jiwa dan kerugian yang luar biasa dari segi ekonomi. Penyakit ini membawa kengerian tidak hanya pada kesehatan, tapi juga pada stabilitas global. Lalu, apa yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit zoonosis pada manusia? Pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan, penggundulan hutan, perluasan pertanian, produksi daging, perdagangan dan konsumsi satwa liar, serta perubahan iklim menjadi faktor utama yang mempercepat timbulnya penyakit zoonosis baru.
Namun, kabar baiknya, kita bisa melawan penyakit zoonosis dengan langkah sederhana yang memiliki dampak besar dalam mencegah penyakit tersebut. Perubahan di tingkat individu dapat dilakukan dengan mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan, memastikan daging atau telur dimasak dengan sempurna, serta menghindari menyentuh hewan liar selucu apapun mereka. Meskipun akan dicap busybody, masyarakat dapat menjadi agen perubahan dengan ikut mengedukasi orang di sekitar mereka yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama yang memelihara hewan di rumah. Jika ada kasus hewan sakit atau mati secara mendadak, segera laporkan kepada otoritas terkait untuk dilakukan investigasi dan pencegahan penyebaran penyakit. Pemerintah juga berperan penting dalam memperkenalkan masyarakat dengan konsep One Health yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Misalnya, dengan memantau kesehatan hewan di peternakan, kita bisa mendeteksi risiko lebih awal sebelum penyakit meluas.
Konsep One Health tidak hanya berbicara tentang pencegahan penyakit, tapi juga bagaimana menciptakan keseimbangan yang harmonis antara manusia dan alam. Salah satu negara yang berhasil menerapkan konsep One Health adalah Vietnam. Vietnam menerapkan prinsip "upaya dua kali lipat, bahkan tiga kali lipat" ( n lc gp i, gp ba ) yang berarti memberikan energi, waktu, dan perawatan ekstra sebagai strategi pencegahan, respons, dan pemulihan penyakit. Dengan memantau kesehatan unggas di peternakan, mereka berhasil menekan penyebaran flu burung yang sempat mengancam kawasan Asia Tenggara. Pendekatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor dapat melindungi kita dari ancaman wabah di masa depan.
Zoonosis adalah mimpi buruk yang bisa menjadi nyata, tapi juga menjadi peluang besar bagi umat manusia untuk bangkit dan bertindak bersama. Pandemi berikutnya bisa jadi hanya sejauh satu kontak lagi---atau tidak terjadi sama sekali, jika kita bergerak sekarang. Dunia yang sehat dimulai dari langkah kecil. Cuci tangan, jaga kebersihan, dan dukung program kesehatan berbasis One Health. Laporkan hewan yang sakit di lingkungan Anda. Bersama, kita bisa menciptakan dunia yang lebih aman dan bebas dari bayang-bayang pandemi. Ingat, mencegah jauh lebih murah daripada mengobati. Jadi, apa langkah Anda hari ini untuk melindungi dunia dari ancaman zoonosis?
Referensi
Elsohaby, I., & Villa, L. (2023). Zoonotic diseases: understanding the risks and mitigating the threats. BMC veterinary research, 19(1), 186. https://doi.org/10.1186/s12917-023-03736-8
Nguyen-Viet, H., Lam, S., Nguyen-Mai, H., Trang, D. T., Phuong, V. T., Tuan, N. D. A., Tan, D. Q., Thuy, N. T., Thuy Linh, D., & Pham-Duc, P. (2022). Decades of emerging infectious disease, food safety, and antimicrobial resistance response in Vietnam: The role of One Health. One health (Amsterdam, Netherlands), 14, 100361. https://doi.org/10.1016/j.onehlt.2021.100361
Pitt, S. J., & Gunn, A. (2024). The One Health Concept. British journal of biomedical science, 81, 12366. https://doi.org/10.3389/bjbs.2024.12366