ARTIKEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
"MENINGKATKAN BAHASA EKSPRESIF ANAK USIA DINI (5-6 TAHUN) DENGAN METODE SOSIODRAMA"
Oleh : Nindhita Senawati, S.Pd
"MENINGKATKAN BAHASA EKSPRESIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DENGAN METODE SOSIODRAMA"
Bahasa ekspresif merupakan pengungkapan suatu perasaan, ide atau gagasan dengan bahasa verbal untuk mengkomunikasikannya dengan orang lain. Menurut Yuwomo (dalam Khairin, 2012), bahasa ekspresif diartikan sebagai kemampuan anak dalam menggunakan bahasa baik verbal, tulisan, simbol, isyarat atau Gesture. Widodo (2008: 4) mengungkapkan bahasa ekspresif merupakan kemampuan anak untuk mengeluarkan kata-kata yang berarti.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa ekspresif adalah ungkapan perasaan, ide atau gagasan yang dikomunikasikan kepada orang lain melalui kata-kata atau kalimat sederhana.
Seringkali kita sebagai pendidik menemui kasus beberapa anak kurang mampu mengungkapkan keinginan, ide atau perasaanya saat berada didalam kelas. Ada beberapa anak cenderung diam saat diajak berkomunikasi guru atau teman-temannya, tidak mau menjawab saat ditanya guru dan teman-temannya. Hal ini merupakan salah satu masalah yang sering saya jumpai pada saat menjadi guru TK. Pada saat ini saya mengajar di TK Darul Ulum Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan khusunya mengajar anak usia 5-6 Tahun di kelas B1.
Pada tahun ajaran 2022 s/d 2023 semester 1, anak-anak dikelas B1 cenderung kurang mampu berbahasa ekspresif untuk itu saya akan menerapkan metode sosiodrama untuk meningkatkan bahasa ekspresif anak khususnya dikelas B1 TK Darul ulum Kecamatan Barat Kabupaten Magetan.
Belum berkembangnya bahasa ekspresif anak dikelas B1 ini ditunjukan dengan beberapa perilaku yang muncul yaitu :
- 10 dari 17 anak usia 5-6 tahun di kelas B1 belum mampu mengungkapkan perasaanya pada saat dikelas
- 10 dari 17 anak Usia 5-6 tahun dikelas B1 belum mampu mengungkapkan pendapat dengan kalimat sederhana pada saat dikelas
- 10 dari 17 anak usia 5-6 tahun di kelas B1 jarang bertanya dan berkomentar saat pembelajaran
- 10 dari 17 anak usia 5-6 tahun di kelas B1 jarang memulai komunikasi dengan guru atau teman sebayanya
Ditemukan beberapa penelitian yang menguatkan bahwa metode sosiodrama dapat meningkatkan bahasa ekspresif anak, diantaranya adalah :
- Sustiwi (2022) menjelaskan keunggulan metode sosiodrama adalah dapat meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak usia dini, terbukti dengan tercapainya beberapa indikator keterampilan bahasa dan komunikasi dalam penelitian, seperti perkembangan kosakata, anak dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, mengembangkan kepercayaan diri dan memenuhi tanggung jawab.
- Fauziah, dkk. (2020) menjelaskan peningkatan keterampilan berbahasa ekspresif dalam penelitiannya dibuktikan dengan keberhasilan anak dalam keterampilan berbicara pada aspek ketepatan kata, ketepatan kalimat, dan kelancaran berbicara. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia 5-6 tahun.
- Maimunah (2013) menjelaskan metode sosiodrama dapat digunakan dalam pembelajaran pengembangan bahasa, mampu meningkatkan kemampuan bahasa anak, karena dengan metode ini anak-anak terstimulasi untuk berdialog, berbicara dengan orang lain, sehingga anak mulai meningkat bahasa lisannya sedikit demi sedikit tanpa disadarinya.
- Pransiska (2020) menjelaskan dari hasil penelitiannya dengan menggunakan metode sosiodrama menunjukkan bahwa keunggulan metode sosiodrama adalah dapat mengembangkan keterampilan komunikasi pada anak usia dini, terbukti dengan tercapainya beberapa indikator keterampilan bahasa dan komunikasi, seperti perkembangan kosakata, anak dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, mengembangkan kepercayaan diri dan memenuhi tanggung jawab.