Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

[Puisi Satire] Ketika Sembako Merangkak

Diperbarui: 26 Desember 2024   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu dan anak Sumber gambar: https://depositphotos.com/id/photo/poor-mother-and-daughter-with-bread-sitting-on-stairs-outdoors-267832520.html

Mak, aku lapar." Seorang bocah kecil menggamit lengan ibunya
Tangan mungilnya memegang perut yang membusung
Tak berisi sesuatu, hanya angin yang memenuhi lambung.
Esok, mungkin hanya mimpi untuk sebutir nasi di meja."
Sang Emak melihat dompet yang tak berisi

Mata anaknya seperti bulan yang kehilangan cahaya
Tatapan penuh harap dan asa
Sedangkan dirinya tak berdaya apa-apa
Harta tak berpunya pekerjaan pun tiada
Entah apa yang harus dilakukannya


Di pasar, pedagang menggulung tikar lebih dini
"Harga melonjak, pembeli tak lagi belanja kemari."
Bawang merah, cabai, sayur mayur ,beras, telur ganti harga
Menjadi saksi bisu pemilik dompet yang serupa pasi

Di layar kaca, para pembesar berdiskusi
Berdebat angka, mengoceh solusi yang terasa tak pasti
"Ekonomi baik-baik saja," katanya sambil tertawa
Sementara isak tangis tak bersuara dari rakyat jelata yang penuh nestapa

Langit di atas desa semakin meredup
Petani bertanya, "Di mana janji panen yang gemilang?"
Gembar gembor negeri bisa berswasembada
Jawabnya hanya bisikan angin
Dan para petani tetap merana

Si kecil memandang pelangi yang tak  berwarna
Baginya asa hanya menjadi permainan kata yang tak bermakna
Sang Emak tak bisa merawatnya sempurna
Mencari pundi-pundi laksana mengorek jarum di tumpukan jerami

Sementara itu Iklan di televisi menawarkan gaya hidup wah
Menaburkan mimpi hidup mewah
Meraih kebahagiaan dengan mudah
Tetapi ibu itu hanya bisa mendesah
"Berikan saja secangkir susu, agar anakku tak lelah."

Ketika harga sembako melambung tinggi
Mereka menggenggam harapan yang tak pasti
Apakah esok anak-anak masih bisa makan nasi?
Apakah tersisa uang sekadar beli teri?
Apakah mereka menunggu yang tak pasti.
Jawab mereka,"Lihat saja nanti!"

Dan besok, ketika pagi datang dengan sinar keemasan,
Rakyat masih bertanya,
"Apakah harga sembako akan turun hari ini?"
Namun jawaban hanya angin yang berbisik:
"Kita hanyalah pion dalam permainan

Solo, 25 Desember 2024

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline