Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Puisi "Balada Perempuan Perkasa"

Diperbarui: 22 Desember 2024   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu dan Anak. Sumber Dok. Pri by Meta AI

Balada Perempuan Perkasa (1)

Di bawah rembulan yang temaram
Aku memintal harapan di sepertiga malam
Bersama untaian zikir membasuh atma
Melangitkan rasa  menyulam asa
Menghapus lara menjadi bahagia

Dalam  sunyi aku merangkai doa
Berharap buliran keringat yang jatuh
Menjadi  harapan yang tumbuh
Demi yang dicintai penuh seluruh

Aku menjajakan sisa tenaga
Langkahku ringkih, menyambut rejeki
Meski onak membuat luka di hati
Namun langkahku pantang  berhenti

Seribu kali badai menerpa hati
Aku akan terus meniti hari
Menata hati penuh ketegaran diri
Ingin ku dekap anak-anak dengan cinta sejati
Walau hidup bagai ombak menghantam tiada henti

"Ibu adalah surga," kata kecil penuh makna
Memompa jiwa agar tetap membara
harapan ku kobarkan di dada
agar anak-anakku tak lagi merana

Ketika hari menjadi terlalu gelap
Aku ingin menjadi pelita yang tak pernah padam
Menerangi langkah anak-anakku yang rapuh
Agar mereka tak jatuh dalam kepedihan

Dengan suara lirih namun penuh kasih,
Aku nyanyikan balada kehidupan
Nada-nada cinta menjadi penghibur duka
Bagi anak-anak yang mencari kebahagiaan.

Aku ibarat pohon tua di tengah badai
Kutancapkan akar kuat mencengkeram bumi
Hidup tak rapuh tetap membumi
Agar anak-anak tumbuh penuh cinta sejati

Hingga rambutku memutih
Aku akan tetap berdiri, meski waktu berlalu
Tak henti kupanjatkan pinta pada Sang Maha Kuasa
Demi kebahagiaan anak-anak tercinta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline