Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid: 22).
Kemarin saya menerima kiriman surat edaran yang datangnya dari BPBD Kabupaten Sukabumi lewat grup WA, yang isinya tentang meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan gempa bumi megathrust Selat Sunda. Surat edaran tersebut sebagai tindak lanjut dari surat edaran yang datangnya dari Pemerintah Daerah Jawa Barat tentang kewaspadaan dan kesiapsiagaan gempa bumi Megathrust berdasarkan informasi yang diperolah dari Badan Meteorologi dan Klimatogi (BMKG) Jawa Barat dengan potensi gempa bumi berskala besar di beberapa zona megathrust di Indonesia.
Dalam surat edaran itu dijelaskan bahwa Indonesia yang termasuk memiliki zona megathrust ,mempunyai potensi gempa Megathrust yang berkekuatan cukup besar yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Tidak ada satu pun alat yang dapat mendeteksi kapan dan di mana gempa berkekuatan sangat besar itu terjadi. Informasi tersebut bukan menyampaikan prediksi yang berkaitan dengan kapan dan di mana gempa itu terjadi. Tujuan dari informasi itu agar masyarakat Indonesia memiliki kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi gempa dan dampaknya nanti. Ternyata tidak hanya pemerintah daerah Jawa Barat dan kabupaten Sukabumi saja yang memberikan informasi tersebut, hamper semua pemerintah daerah memberikan informasi potensi gempa tersebut.
Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi, karena letaknya berada di Cincin Api Pasifik. Salah satu potensi gempa besar yang mengancam adalah gempa megathrust, yaitu gempa bumi dengan kekuatan besar yang terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik di zona subduksi.. Mengingat potensi bencana ini, sosialisasi mitigasi bencana gempa megathrust menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.
Apa Itu Gempa Megathrust?
Gempa megathrust terjadi di daerah subduksi, yaitu tempat di mana lempeng tektonik samudra bergerak dan menyusup di bawah lempeng benua. Di Indonesia, beberapa zona subduksi yang rentan terhadap gempa megathrust adalah sepanjang pantai barat Sumatra, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga ke Maluku. Megathrust biasanya menghasilkan gempa dengan magnitudo tinggi, di atas 8,0 skala Richter, yang dapat menimbulkan tsunami besar seperti yang terjadi pada tsunami Samudra Hindia 2004 di Aceh.
Mengutip dari laman Komas.com pada Kamis (15/8/2024) gempa megathrust adalah gempa yang berasal dari zona megathrust, terjadi dengan kedalaman kurang dari 45-50 km MenurutDaryono--Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bukan hal baru. Potensi tersebut sudah ada sejak sebelum terjadi Tsunami Aceh 2024.
Pentingnya Sosialisasi Mitigasi Bencana
Membaca surat edaran tersebut, tersirat dalam benak saya tentang upaya yang harus dilakukan agar meminimalisasi dampak dari bencana gempa tersebut. Salah satunya adalah sosialisasi tentang gempa Megathrust tersebut dan mitigasi bencananya di lingkungan sekolah. Sosialisasi tentang mitigasi bencana bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada para siswa tentang bagaimana cara menghadapi dan meminimalisir dampak gempa megathrust saat berada di sekolah. Kita bisa bekerja sama dengan pihak BPBD untuk menentukan jalur evakuasi sesuai dengan kondisi riil sekolah. Diperlukan juga latihan agar tidak kepanikan saat terjadinya gempa. Beberapa alasan pentingnya sosialisasi mitigasi bencana gempa megathrust adalah sebagai berikut:
- Tingkat kerentanan yang tinggi di banyak daerah di Indonesia yang berada di dekat zona subduksi yang rentan terhadap gempa megathrust. Penduduk di daerah pesisir dan perkotaan besar, seperti Sumatra Barat, Jawa, dan Bali, berada pada risiko tinggi jika gempa megathrust terjadi. Tanpa pengetahuan yang memadai, masyarakat di daerah-daerah tersebut berpotensi menjadi korban bencana dengan jumlah yang signifikan.
- Mengurangi Korban Jiwa Sosialisasi mitigasi gempa dapat mengurangi jumlah korban jiwa dengan memberikan panduan yang tepat kepada masyarakat. Misalnya, masyarakat diajarkan tentang cara evakuasi yang benar, titik-titik aman saat terjadi gempa, serta tanda-tanda tsunami yang sering mengikuti gempa megathrust. Sosialisasi yang tepat dapat menyelamatkan ribuan nyawa karena masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi.
- Mengurangi Kerusakan Properti Selain dampak pada kehidupan manusia, gempa megathrust juga dapat merusak bangunan dan infrastruktur dengan skala besar. Mitigasi yang efektif melalui perencanaan bangunan tahan gempa dan pembangunan infrastruktur yang tangguh dapat meminimalkan kerusakan material. Sosialisasi tentang pentingnya konstruksi yang sesuai standar dapat mendorong pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan aspek keamanan dalam pembangunan.
- Mempersiapkan Mental dan Fisik Para Siswa Bencana alam seringkali menimbulkan kepanikan dan trauma yang mendalam bagi masyarakat yang mengalaminya. Sosialisasi mitigasi bencana juga melibatkan pelatihan untuk mempersiapkan mental dan fisik masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Masyarakat yang terlatih akan lebih siap menghadapi situasi bencana dan dapat mengambil langkah-langkah tepat untuk melindungi diri mereka dan orang lain.
Upaya Sosialisasi yang Harus Dilakukan
Sosialisasi mitigasi bencana gempa megathrust harus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, dan media. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan:
- Pendidikan di Sekolah Pendidikan mitigasi bencana harus dimulai sejak dini, dengan memasukkan materi ini dalam kurikulum sekolah. Siswa perlu diajarkan tentang potensi gempa dan tsunami serta langkah-langkah evakuasi yang aman. Selain teori, sekolah juga bisa mengadakan simulasi gempa secara rutin agar siswa terbiasa menghadapi kondisi darurat. Sekolah bisa bekerja sama dengan BPBD untuk menentukan teknik mitigasi dan jalur evakuasi sesuai dengan kondisi di sekolah masing-masing. Di sekolah saya yang berlantai dua, tentu saja pelatihan ini sangat diperlukan agar anak-anak beserta guru tidak panik saat gempa terjadi.
- Pelatihan dan Simulasi untuk Masyarakat Umum Pemerintah daerah di wilayah yang berisiko tinggi harus rutin mengadakan pelatihan dan simulasi mitigasi gempa untuk masyarakat. Melalui pelatihan ini, masyarakat akan lebih paham tentang jalur evakuasi, tempat aman, dan tindakan yang harus diambil saat gempa terjadi.
- Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi Informasi mengenai mitigasi bencana gempa megathrust dapat disebarkan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, media sosial, dan aplikasi peringatan dini. Penggunaan teknologi canggih seperti aplikasi peringatan dini dapat memberikan notifikasi kepada masyarakat beberapa detik sebelum gempa terjadi, memberi waktu untuk berlindung dan menghindari bahaya.
- Kerjasama Antar Lembaga Mitigasi bencana tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kerjasama antara pemerintah, lembaga internasional, LSM, dan sektor swasta sangat penting dalam menciptakan sistem mitigasi yang komprehensif. Pemerintah dapat bekerja sama dengan institusi riset untuk memperbarui data mengenai risiko gempa dan menyusun strategi yang lebih efektif.
Sosialisasi mitigasi bencana gempa megathrust merupakan kebutuhan mendesak bagi Indonesia yang berada di wilayah rawan gempa. Melalui edukasi dan pelatihan yang baik, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa besar ini, sehingga dampak buruknya dapat diminimalisir. Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, tidak hanya korban jiwa yang dapat dikurangi, tetapi juga kerugian material dan trauma psikologis yang mungkin timbul. Sosialisasi yang berkesinambungan dan menyeluruh akan menjadi kunci utama dalam meningkatkan ketahanan masyarakat Indonesia terhadap bencana gempa megathrust.