Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Puisi "Petuah Semesta"

Diperbarui: 3 Agustus 2024   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar dokumen pribadi

Jangan bersikap langit, mengangkasa  
karena kita hanya tanah yang berbalut nyawa  
kala hujan guntur melanda, prahara  
kita lebur dalam lara nestapa

Jangan pula terlalu membumi  
sejatinya kita terlahir dengan asa dan rasa  
yang membawa kita dalam bahagia  
yang membimbing kita dalam lautan suka cita

Hendaknya berkaca pada bintang, yang bercahaya dalam kesemuan
berkilau tak menjanjikan keabadian  
kita adalah fana dalam panggung penuh ilusi

Wahai angin bawalah pesan  sang waktu
belajar untuk menggerus ego  
belajar untuk tak berpijak di dahan tinggi  
belajar senantiasa melihat ke bawah, dalam keikhlasan

Seperti mentari yang selalu menggoda pagi  
tak ada sombong dalam sinarnya  
ia menyentuh lembut seluruh jagad  
seperti itu hendaknya kita menyapa dunia setiap hari

Janganlah diri tertawan harta  
berkilau hanya di mata dunia  
Kerendahan hati tak bisa dibeli
Kebersihan atma adalah kekayaan sejati

Tak selamanya kita berdiri di puncak gunung
di bawah ada lembah, sungai, dan ngarai
di sana ada jejak kisah kita berpijak
ke sana pula jalan kita kembali pulang

Dalam kesederhanaan ada keindahan  
yang tak tertandingi oleh kemewahan  
karena kilauan hati lebih abadi  membawa diri dalam kepastian 


Kebahagiaan tak identik kegemerlapan
Bias pelita mampu menerangi kegelapan malam
memberi kehangatan dengan keikhlasan
berbagi penuh dengan ketulusan  

Kita adalah butiran debu  
di antara hamparan luas semesta  
tak perlu membusungkan dada seperti bumi  yang selalu berserah, tak kenal lelah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline