Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Puisi "Negeri Ironi"

Diperbarui: 18 Juni 2024   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar dokumen pribadi by Canva

Di bumi nan gemah ripah loh jinawi
hamparan sawah hijau laksana permadani alam
Menjanjikan panen berlimpah, lumbung padi yang meruah
menghadirkan kehidupan rakyat nan bahagia
Satire menghadirkan hidup dalam dunia maya

Kini sawah menjelma hutan beton  
gedung-gedung pencakar langit, simbol kesombongan  
Vila-vila megah terhampar luas, simbol keangkuhan  
Di balik gemerlap tersembunyi kisah kehidupan
Rakyat hidup penuh kepiluan

Negeri Ironinya menyimpan seribu mimpi
tentang kedamaian milik semua penduduk negeri
tentang kesejahteraan menjadi sebuah fakta
tentang keadilan yang tak berpihak
tentang pendidikan bukan lagi milik orang kaya
tentang kebahagiaan bukan hanya angan semata

Kini semua menjadi absurd
Hitam telah berubah putih
Merah menjadi kuning, biru bak pelangi
Atau semua berubah menjadi abu-abu
Samar, membingungkan tak tentu

Harga pangan melambung tinggi  
rakyat jelata berharap, menanti tak pasti
pekerjaan bagaikan mimpi para Gen-Z
Kolam korupsi menganga lebar
menelan harta rakyat tanpa rasa enggan
Pendidikan tinggi semakin melangit

Semua bisa apa?
Apakah cukup menanti belas kasihan penguasa?
Berharap iba lewat kartu-kartu tak bernyawa
Lalu semua ini salah siapa?
Jawabnya bukan ada pada rumput yang bergoyang
Entah aku pun tak tahu jawabnya

Cibadak, 18 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline