Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Belajar Sepanjang Hayat

Cerita Remaja "Air Mata Belantara" Bagian 3

Diperbarui: 25 Oktober 2023   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri by Canva

Lembayung senja mulai menyinari gudang tempat kami disekap. Pras mulai melepaskan ikatan di kakinya. 

Sudah dua jam berlalu, tak ada lagi orang yang datang ke gudang ini. Artinya Pras aman untuk melancarkan aksi kabur kami.
Setelah semua  ikatan lepas, Pras mulai melepaskan ikatan yang membelenggu tangan dan kakiku. 

Pras sangat hati- hati melakukannya, mungkin dia tak mau aku merasakan sakit.

"Thank you, honey," ujarku sesaat setelah semua ikatan itu lepas.

"Apa? Ulangi coba ucapanmu tadi," goda Pras membuatku malu.

"Ikh... Ayo, kita cari jalan keluar," kataku sambil mendorong tubuhnya yang sangat dekat denganku.

Pras mulai mencari celah untuk melarikan diri. Ternyata ruangan itu sangat rapat. Tak ada jalan untuk melarikan diri.

"Hai...  lihat, Kin! Di langit- langit itu ada lubang yang bisa kita gunakan," ujarnya sambil menunjuk ke atas.

Aku melihat genteng yang terbuka, cukup untuk kami melarikan diri. Namun, atap itu terlalu tinggi untuk kami panjat.

"Hm... Bagaimana cara memanjatnya," gumamku sambil menghela napas panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline