Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Belajar Sepanjang Hayat

Cerita Remaja "Air Mata Belantara"

Diperbarui: 20 Oktober 2023   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi by Canva

Bagian 1

Kita harus hati- hati menyisir hulu sungai." Pras berbicara sambil menepiskan ranting- ranting pohon di depannya.

"Kamu masih kuat, Kin?" tanya Pras sambil melirik ke arahku. Aku hanya menganggukkan kepala pelan.

Perjalanan menuju Gunung Pangrango cukup sulit. Aku, Bimo, Reina, Tejo dan Pras sengaja merencanakan untuk menjelajah jalur baru.

Kami membutuhkan tenaga ekstra karena melalui jalur baru yang tidak biasa. Di hutan bagian barat ada aliran sungai yang sangat jernih airnya. Suara gemericik airnya terdengar dari tempat kami berada.

"Tunggu! Kalian dengar sesuatu," ujar Bimo sambil menahan langkahnya. Aku dan yang lainnya ikut berhenti sambil memasang telinga.

"Ada suara langkah kaki," ujarku berbisik.

"Iya, ada beberapa langkah." Tejo menambahkan seraya menunjuk ke arah barat.

"Mungkin ada penduduk yang mencari kayu bakar," timpal Reina.

"Masa sih di tengah hutan begini ada orang?" tanya Pras ragu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline